Fakta Kasus Antraks di Gunungkidul, Hal Ini Menjadi Penyebab Utamanya

- 7 Juli 2023, 11:40 WIB
Fakta tentang penyebab utama penyakit Antraks yang sedang mewabah di Gunungkidul, Yogyakarta
Fakta tentang penyebab utama penyakit Antraks yang sedang mewabah di Gunungkidul, Yogyakarta /Protucultura/Pixabay

ZONABANTEN.com – Penyakit Antraks baru-baru ini terindikasi di daerah Gunungkidul, Yogyakarta.

Antraks merupakan salah satu penyakit yang berasal dari bakteri dan penularan melalui hewan ternak, hingga menular kepada manusia.

Penyakit satu ini memiliki risiko yang berakibat fatal baik pada hewan dan manusia. Akibatnya hewan atau manusia yang terinfeksi Antraks akan berujung kepada kematian.

Pencegahan dan vaksinasi menjadi hal yang penting dilakukan, guna mencegah penularan menyebar luas ke wilayah sekitar.

Selain itu, memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi juga menjadi suatu keharusan bagi setiap orang. Sumber makanan yang kita konsumsi, pastikan aman dan layak konsumsi.

Pasalnya hal ini menjadi salah satu penyebab penularan Antraks yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit Antraks dan Penularannya, Serta Cara Pencegahan

Berdasarkan keterangan dari Pemkab Gunungkidul melalui unggahan Instagram pada Kamis, 6 Juli 2023, bahwasanya sebanyak 87 warga seropositif Antraks.

“Kita selalu melakukan pemantauan terhadap penambahan kasus baru, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan serro survey atau serologi  pada semua faktor resiko penduduk baik yang mengkonsumsi maupun tidak mengkonsumi”, ungkap Sidig Hery Sukoco Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan.

Dikutip dari kemkes.go.id, ada salah satu warga yang memotong hewan ternak yang mati mendadak. Hewan tersebut diketahui terinfeksi Antraks.

Warga yang memotong hewan terinfeksi tersebut mengeluhkan demam, pusing, batuk, hingga pembengkakan kelenjar dan perut bengkak.

Hingga akhirnya Dinas Kesehatan bersama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul melakukan pengambilan sampel pada tanah dan melakukan penelitian hewan yang terinfeksi Antraks.

Warga yang diketahui terinfeksi Antraks tersebut dinyatakan meninggal dunia dan dengan diagnosa suspek Antraks.

Baca Juga: Biografi Singkat Louis Pasteur, Ilmuwan Asal Prancis Pengembang Vaksin Antraks dan Rabies

Dokter Imran Pambudi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, bersama dengan Pemkab Gunungkidul dan Satgas memberikan pengobatan kepada warga yang terpapar guna antisipasi pencegahan.

“Jadi 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Oleh karena itu tidak bisa kita masukan ke dalam kategori positif Antraks, dan inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis”, ungkap Dokter Imran.

Kemudian Kemenkes mengimbau kepada masyarakat sekitar D.I Yogyakarta agar tetap meningkatkan kewaspadaan.

Untuk pencegahan penularan Antraks, apabila ditemukan gejala pada hewan dan mengalami kematian mendadak tanpa menujukkan gejala, hewan tersebut yang mati terinfeksi perlu dibakar atau dikubur dan tidak boleh disembelih maupun dibedah.

Sejauh ini Pemkab Gunungkidul bersama instansi terkait tengah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan Antraks di sekitar Yogyakarta.

“Kami menyediakan 110 ribu dosis vaksin untuk buffer stock pusat. Wabah penyakit hewan seperti yang terjadi di Gunungkidul yang sebenarnya sudah ada alokasi vaksin sebelumnya, tetapi karena wabah maka perlu perluasan vaksinasi untuk daerah-daerah yang masih bebas”, ungkap drh. Nuryani.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Kemenkes RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah