Penulis utama studi tersebut, Dr. Hao Yang Tan, seorang ilmuwan di Lieber Institute di Baltimore, MD, AS.
“Studi ini mengungkapkan untuk pertama kalinya bagaimana polusi udara dan gen berinteraksi satu sama lain untuk memengaruhi sirkuit kognitif dan emosional otak yang penting. Polusi udara mengubah ekspresi gen yang kondusif untuk depresi.” kata Dr. Hao.
Penelitian sebelumnya telah mengamati hubungan polusi udara dengan depresi, tetapi hasil yang pertama menunjukkan penyebab neurologis langsung.
Yang paling menarik adalah bahwa kedua faktor tersebut terkait sedemikian rupa, sehingga memiliki efek berganda pada risiko depresi seseorang.
Baca Juga: iBox Mulai Jual iPhone 13 di Indonesia, Harga Varian Tertinggi Senilai Mobil BMW Bekas
Artinya, gen risiko dan udara buruk meningkatkan risiko depresi yang jauh lebih banyak daripada kedua faktor tersebut terpisah.***