ZONABANTEN.com - Banyaknya orang yang berkunjung ke Mekkah dan Madinah hanya untuk meminum atau mengkonsumsi air zam zam.
Air ini punya mukjizat yang tidak akan kering, meski airnya sering digunakan sejak zaman nabi Ibrahim.
Air zam zam bukanlah air biasa. Air ini berbeda dengan air sumur lainnya.
Baca Juga: Update Corona Provinsi Sumatera Utara Minggu 23 Agustus 2020, TAMBAH 78 Kasus Baru
Air zamzam bisa membuat kenyang, bisa dipakai berwudhu, bahkan digunakan untuk penyembuhan.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Air terbaik di seluruh muka bumi adalah air zam zam” (HR. Ath Thabrani)
Hal ini sesuai hadis Rasulullah “Rasulullah pernah membawa air zamzam dalam botol atau tempat air, ada orang yang tertimpa sakit, kemudian beliau menyembuhkannya dengan air zam zam”. (HR. Baihaqi)
Baca Juga: Update Corona Kalimantan Selatan Minggu 23 Agustus 2020, TEMBUS 7.696 Kasus COVID-19
Sumber air zam zam menurut pandangan sebagian ulama meyakini bahwa air zam zam adalah air dari surga.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, “karena sesungguhnya zam zam adalah salah satu mata air dari surga”, (HR Ibnu Abi Syaibah).
Artikel ini sebelumnya sudah dimuat di mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com dengan judul Mukjizat Air Zam Zam yang Wajib Diketahui
Dalam Shahih Muslim, terdapat hadits yang menceritakan kisah Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu yang datang ke kota Mekkah untuk masuk Islam.
Baca Juga: Update Corona Provinsi Sulawesi Selatan Minggu 23 Agustus 2020, TAMBAH 33 Kasus Baru
Beliau tinggal selama 30 hari, antara siang dan malam beliau berada di Masjidil Haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “siapakah yang telah memberimu makan?”
Abu Dzar berkata, “aku tidak memiliki makanan kecuali air zam zam. Aku menjadi gemuk hingga berlemak, perutku berlipat-lipat. Aku tidak mendapatkan tanda-tanda kelaparan pada perutku”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “sesungguhnya air zamzam adalah air yang diberkahi, makanan (yang membangkitkan) selera”. (HR. Muslim no. 2473).***(Abdullah Mu'min)