Awas Diabetes! Kenali Jenis dan Risikonya Sejak Dini

18 Mei 2023, 16:24 WIB
Ilustrasi Deteksi Diabetes /Pexels/

ZONABANTEN.com - Penderita diabetes semakin hari kian meningkat. Peningkatan penderita diabetes ini juga dialami oleh Indonesia.

Bahkan penyakit diabetes di Indonesia sudah diderita okeh remaja.

Diabetes sendiri merupakan kondisi yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas.

Sehingga, saat diabetes dikenal sebagai pembunuh dalam diam karena menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

Baca Juga: Film Thailand The Lost Lotteries Ada di Netflix, Komplotan Kocak Pencuri Lotre, Ini Sinopsis dan Daftar Pemain

 

Seseorang yang menderita diabetes biasanya mengalami hiperglikemia yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat akibat produksi hormon insulin yang tidak mencukupi untuk meregulasi gula dalam darah.

Tingginya gula dalam darah dapat membahayakan sistem dalam tubuh seperti saraf dan pembuluh darah (WHO, 2022). Diabetes memiliki beberapa tipe, dan untuk mendeteksinya harus dilakukan dengan tes darah.

Dilansir dari situs cdc.gov, penyakit diabetes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya :

Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang diakibatkan oleh tidak adanya hormon insulin yang terbentuk di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan sistem imun tubuh menyerang dirinya sendiri.

Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan kondisi dimana sel tubuh tidak mampu merespon insulin secara normal ataupun produksi insulin yang ada tidak cukup untuk mengatur kadar gula dalam darah.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Memperbaiki Silaturahim di Bulan Syawal Menggunakan Bahasa Jawa

Diabetes Gestasional

Diabetes ini menyerang ibu hamil dan biasanya terjadi selama masa kehamilan karena kurangnya produksi insulin. Diabetes gestasional akan sembuh pada saat seorang ibu telah melahirkan.

Namun, seorang ibu yang menderita diabetes gestasional selama masa kehamilan akan beresiko memiliki anak yang menderita obesitas ataupun beresiko menderita diabetes tipe 2.

Prediabetes

Prediabetes merupakan kondisi dimana kandungan gula dalam darah melebihi batas normal namun tidak mencapai batas kandungan gula darah diabetes tipe dua. Penderita prediabetes dapat ditangani dengan baik melalui pengaturan pola hidup.

Faktor Risiko Diabetes

Diabetes tipe 1 memiliki kemungkinan diderita oleh seseorang dengan kriteria :

  1. Berusia 4-7 tahun atau berusia 10-14 tahun
  2. Memiliki riwayat diabetes tipe 1 dalam keluarga

3.Menderita penyakit yang disebabkan oleh virus

4.Menderita penyakit autoimun

  1. Mengalami cedera pankreas yang diakibatkan oleh infeksi, tumor, cidera, kecelakaan, dan efek operasi besar.

Diabetes tipe 2 memiliki kemungkinan diderita oleh seseorang dengan kriteria :

  1. Berusia di atas 45 tahun
  2. Memiliki riwayat diabetes tipe 2 di dalam keluarga
  3. Jarang berolahraga
  4. Menderita berat badan berlebih atau obesitas
  5. Menderita prediabetes
  6. Memiliki kadar kolesterol yang tinggi
  7. Menderita hipertensi

Baca Juga: Johnny G. Plate ResmiJadi Tersangka Kasus Korupsi, Mahfud MD Beri Tanggapan

Gejala Diabetes

Seseorang yang menderita diabetes akan mengalami gejala khusus yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gula dalam darah. Tim Bumi Medika (2017) juga menjelaskan bahwa, terdapat beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai gejala diabetes. Gejala tersebut meliputi :

  1. Peningkatan rasa haus
  2. Peningkatan frekuensi buang air kecil
  3. Mudah merasa lelah
  4. Mengalami gangguan penglihatan
  5. Mengalami infeksi yang umumnya terjadi pada gigi dan kulit
  6. Mengalami penurunan berat badan yang drastis
  7. Terdapat keton dalam urine
  8. Mulut kering
  9. Gatal-gatal di kulit
  10. Disfungsi ereksi atau impoten
  11. Merasakan rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
  12. Terdapat bercak hitam pada leher, ketiak, dan selangkangan

Tes yang Harus Dijalani untuk Mendeteksi Diabetes

Untuk memastikan seseorang menderita diabetes atau tidak, ada beberapa jenis tes darah yang dapat dilakukan

Tes gula darah sewaktu

Tes ini dilakukan dengan mengukur gula darah pada jam tertentu secara acak. Untuk melakukan uji ini, pasien tidak perlu melakukan puasa.

Seseorang dinyatakan menderita diabetes apabila hasil uji gula darah melebihi 200 mg/dL.

Baca Juga: BLT PIP Segera Cair? Cek Disini Untuk Mengetahui Penerima Bantuan

Tes gula darah puasa

Untuk melakukan tes ini, pasien harus berpuasa selama 8 jam sebelum tes. Pasien dinyatakan menderita diabetes apabila hasil tes menunjukkan bahwa gula darah pasien 126 mg/dL atau lebih.

Kadar gula dalam darah dinyatakan normal apabila hasil tes menunjukkan nilai dibawah 100 mg/dL sedangkan pasien dinyatakan menderita prediabetes apabila hasil tes menunjukkan nilai 100-125 mg/dL.

Tes toleransi glukosa

Tes ini dilakukan dengan mengharuskan pasien untuk berpuasa selama semalam. Setelah itu pasien akan diberikan larutan gula khusus untuk diminum.

Tes darah dilakukan 2 jam setelah larutan diminum. Kadar gula dalam darah dinyatakan normal apabila nilai tes darah 140 mg/dL, prediabetes apabila nilai tes 140-199 mg/dL, dan dinyatakan menderita diabetes apabila nilai tes darah 200 mg/dL atau lebih.

Baca Juga: Berkolaborasi dengan Penulis Skotlandia, Emma Stone Bintangi Film Terbaru 'Poor Things'

Tes HbA1C (glycated hemoglobin test)

Tes ini dilakukan untuk mengukur gula darah rata-rata dalam hemoglobin selama 2-3 bulan terakhir. Tes ini tidak mewajibkan pasien untuk berpuasa.

Kadar gula darah dinyatakan normal apabila hasil tes dibawah 5,7%, prediabetes 5,7-6.4%, dan dinyatakan menderita diabetes apabila hasil tes sebesar 6,5% atau lebih.

Lestari dkk. (2021) menjelaskan bahwa, diabetes dapat dicegah dengan menjaga pola hidup sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga pola hidup sehat yaitu menjaga berat badan seimbang, berolahraga rutin, makan sehat, menghindari konsumsi gula dan lemak jenuh, serta menghindari penggunaan produk tembakau.

Meningkatnya angka penderita diabetes setiap tahunnya menjadi salah satu kekhawatiran bagi kita. Namun, sebenarnya diabetes dapat diatasi dan dihindari apabila kita mampu menjaga pola hidup.

Pola hidup menjadi faktor yang sangat penting karena sebagian besar penyakit yang menyerang tubuh biasanya disebabkan oleh pola hidup yang tidak seimbang.***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler