Mengenal Silent Reflux, yang Bisa Disebabkan Oleh Naiknya Asam Lambung

27 Desember 2021, 18:03 WIB
Mengenal Silent Reflux, yang Bisa Disebabkan Oleh Naiknya Asam Lambung/ Unsplash/ Towfiqu Babhuiya /

ZONABANTEN.com – Silent reflux atau laryngopharyngeal reflux (LPR), adalah kondisi dimana isi perut bisa naik ke kerongkongan, tenggorokan dan kotak suara, hingga saluran hidung.

Silent reflux tidak menimbulkan gejala yang begitu jelas, hingga gejala yang lebih serius muncul kerusakan, disebabkan oleh asam lambung.

Reflux umumnya ditandai dengan mulas, nyeri dada, dan mual. Misalnya saat kita memakan pizza dan bir berlebihan itu akan menyebabkan rasa tidak nyaman dari asam reflux.

Namun, kebanyakan orang dengan silent reflux tidak mengalami mulas, ada jenis penyakit gastroesofageal reflux (GERD) yang menyebabkan beberapa gejala.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Obesitas pada Anak? Simak 10 Tipsnya

Berikut ini perbedaan gejala keduanya:

  1. LPR

-          Rasa pahit di tenggorokan

-          Sakit tenggorokan atau sensasi tenggorokan terbakar

-          Kesulitan menelan

-          Suara serak

-          Sering merasa ingin selalu untuk membersihkan tenggorokan

-          Postnasal drip kronis atau seperti ada cairan menetes dari hidung ke tenggorokan

-          Nyeri dada

 Baca Juga: Meditasi, Mengapa Harus Dilakukan? Ternyata Ini Manfaat dari Meditasi

  1. GERD

-          Mulas

-          Mual, muntah, atau regurgitasi

-          Kesulitan menelan

-          Suara serak setelah tidur

-          Kering dan menyakitkan

-          Bau mulut

-          Asma

Terkadang asam lambung bisa keluar kembali ke kerongkongan, namun tubuh dirancang untuk mencegah hal ini.

Cincin elastis (sfingter) di sekitar bagian bawah dan atas kerongkongan menyusut untuk menjaga isi perut yang naik ke kerongkongan dan tenggorokan.

Baca Juga: 4 Jus Terbaik untuk Jaga Kesehatan Ibu Hamil dan Calon Bayi

Seseorang yang memiliki refluks mungkin punya sfingter yang menutup, sehingga tidak dapat mencegah isi perut yang naik ke kerongkongan.

Orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat kapan saja memiliki silent reflux.

Faktor risiko silent reflux meliputi, gaya hidup seperti diet, makan berlebihan, atau penggunaan tembakau atau alkohol.

Penyebab fisik seperti esofagus sfingter yang cacat atau tidak berfungsi, pengosongan lambung yang lambat, atau kelebihan berat badan.

Anak-anak dan bayi mungkin mengalami reflux lebih sering, karena esofagus sfingter atas dan bawah mereka tidak cukup kuat untuk menutup.

Baca Juga: WOW! Kombinasi 4 Kebiasaan Ini Bisa Atasi Diabetes Secara Alami Agar Tidak Konsumsi Obat Kimia Terus Menerus

Hal ini bisa saja membaik dengan seiringnya bertambah usia.

Jika merasa memiliki dari salah satu jenis reflux ini, segera konsultasikan dengan dokter ahli untuk melihat sejauh mana kerusakannya.

Umumnya selain memberikan obat, dokter akan membatasi pola makan dan aktivitas seperti, berhenti makan dan minum setidaknya 3 jam sebelum tidur, hindari makanan pemicu (cokelat, makanan pedas, jeruk, gorengan, makanan dari tomat), hindari merokok dan alkohol.

Hal itu akan baik untuk mencegah lebih parahnya reflux, karena jika tidak diobati akan menyebabkan masalah pernapasan, sering batuk, suara serak, kesulitan menelan, sering muntah.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler