Euro Jatuh Mencapai Level Terendah Terhadap Dolar AS

2 Maret 2022, 08:06 WIB
Euro Jatuh Mencapai Level Terendah terhadap Dolar AS /Ilustrasi Piixabay

ZONABANTEN.com - Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap seluruh mata uang utama lainnya, melonjak dan naik sebesar 0,6 persen, karena para investor berramai-ramai ke taruhan mata uang safe-haven. Sejak juni 2020, Euro jatuh mencapai level terendah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa. Karena invasi Rusia ke Ukraina meningkat dan harga minyak melonjak, rubel Rusia turun dalam perdangan yang fluktuatif.

Investor menjadi cemas karena atas perkembangan terbaru Ukraina. Rusia memperingatkan penduduk Kyiv untuk segera meninggalkan rumah mereka. Komandan Rusia mengubah taktik untuk mengitensifkan pemboman di kota-kota Ukraina.

Dikutip dari antaranews.com, “Kemungkinan goncangan minyak global gaya 70-an sedang meningkat, dan investor bergerak ke tempat yang aman secepat mungkin,” ujar Karl Schamotta, kepala strategi passar di Cambridge Global Payments di Toronto.

Baca Juga: Mastercard Blokir Rusia, Warga Panik Serbu ATM

“Euro berada di garis depan di sini, paling terkena kejutan energi,” harga minyak dan gas melonjak karena euro jatuh, katanya.

Minyak berjangka Brent mempunyai penutupan tertingggi sejak bulan Agustus 2014, sejak mengalami ke khawatiran energi. Tentang gangguan pasokan dari invasi Rusia ke Ukraina untuk melepaskan cadangan minyak gagal meredakan kekhawatiran karena kesepakatan global.

Sejak perang dunia kedua, invasi Rusia ke Ukraina adalah serangan terbesar terhadap Eropa dan telah mengakibatkan sanksi Barat. Untuk menyebar 630 miliar dolar AS cadangan devisanya, membatasi kemampuan Moskow dan melakukan pemutusan beberapa bank Rusia dari jaringan keuangan SWIFT.

Baca Juga: Setelah SWIFT, AS akan Tambah Sanksi Baru untuk Rusia: Sanksi Kripto

Hari ini dolar di 1,1130, Euro terakhir turun 0,8 persen. Setelah jatuh ke level terendah sejak Juni 2020, terhadap Yen Jepang, Euro juga turun 0,9 persen.

Analis Morgan Stanley mengungkapkan pada Selasa (1 Maret 2022) untuk posisi long euro terhadap dolar AS, yen, pound dan real Brazil serta “netral pada euro secara keseluruhan” bahwa mereka menutup rekomendasi perdagangan.

“Investor yang memiliki aset di Rusia yang akan semakin menantang untuk divestasi berkat kontrol modal dan sanksi yang berkembang dapat melihat opsi lindung nilai. Mata uang yang memiliki korelasi tinggi dengan risiko rubel dapat dilihat sebagai opsi, seperti mata uang di wiliyah CEE (Negara-negara anggota UE yang merupakan bagian dari bekas blok Timur),” tulis mereka.

Baca Juga: Sinergi Jaminan Produk Halal, Indonesia-Hongaria Jalin Kerjasama

Menurut data Refinitiv, rubel Rusia melemah sebesar 1,34 persen versus greenback menjadi 110,04 per dolar. Dolar menjadi turun terhadap safe-haven yen 0,1 persen. Sebelumnya franc Swis mencapai level terkuatnya terhadap euro sejak 2015. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler