Tinggal di Gubuk Reyot, Warga Pinggir Kantor Walikota: Lihat Kami di Bawah

- 23 November 2020, 20:15 WIB
Ibu Neneng Nurhayati yang sulit mendapatkan solusi kemudahan berusaha.
Ibu Neneng Nurhayati yang sulit mendapatkan solusi kemudahan berusaha. /Foto/Iwan Pose

 

ZONABANTEN.com - Kesenjangan sosial di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) nampak dari Neneng Nurhayati, yang tinggal puluhan tahun di gubuk reyot milik orang, pinggir Kantor Walikota Tangsel.

"Dari orang Kelurahan sudah dateng untuk bedah rumah tapi karena bukan tanah milik pribadi, makannya tidak bisa," ujar Neneng, saat berbincang dengan wartawan, Senin 23 November 2020.

Ibu dua anak itupun mengatakan, bahwa dirinya telah mengajukan bantuan kepada Dinas Koperasi Kota Tangsel. Namun pengajuan tersebut ditolak lantaran dirinya hanya berdagang menggunakan gerobak keliling.

Baca Juga: Update Corona Banten Hari Ini Senin 23 November 2020, Positif Covid-19 Tambah 171, Sembuh 13

"Sudah pernah mengajukan ke Dinas Koperasi, (namun) karena usaha saya menggunakan gerobak keliling, makanya tidak dapat," katanya.

"Harapannya kepada Pemerintah lihatlah kami yang dibawah, seperti saya ini. Jangan yang mendapatkan (bantuan) adalah orang yang sudah punya," lanjutnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Development Research (IDR), Fathorrahman Fadli, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel harus memiliki skema yang berpihak terhadap orang miskin.

Fadli menuturkan, seharusnya dalam radius 5 Km dari Kantor Pemerintahan, warga miskin sudah tidak ada.

Baca Juga: Surya Paloh Ketua Umum NasDem positif COVID-19 Dirawat di RSPAD

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x