Wajib Tahu, Kenapa PKI Menjadi Besar di Era Nasakom

- 24 September 2020, 10:59 WIB
Ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Ciamis Bergerak menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU HIP serta komunisme, di depan Gedung DPRD Ciamis, Jumat, 3 Juli 2020.
Ribuan orang yang tergabung dalam Aliansi Ciamis Bergerak menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU HIP serta komunisme, di depan Gedung DPRD Ciamis, Jumat, 3 Juli 2020. /Pikiran-rakyat.com/Nurhandoko Wiyoso/*/Pikiran-rakyat.com/Nurhandoko Wiyoso

ZONABANTEN.com - Banyak kalangan yang menyatakan paham komunisme sudah tidak laku lagi. Namun di beberapa negara, paham komunisme ini masih dijalankan oleh pemerintahnya, seperti di negara China.

Profesor Salim Said, pengamat politik dan militer memiliki pendapat menarik mengenai keberadaan paham komunisme di Indonesia.

Menurutnya komunisme di Indonesia yang diusung oleh Partai Komunis Indonesia tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah Indonesia. 

Baca Juga: Tidur Tidak Nyenyak Bisa Disebabkan Beberapa Hal, Salah Satunya Main HP Sebelum Tidur

Prof Salim berpendapat, PKI tidak pernah berkuasa, tetapi ikut berkuasa karena adanya doktrin nasionalis, agama dan komunis (nasakom) di era pemerintahan Soekarno. 

“Jadi PKI itu pandai betul menyusup,” ujarnya melansir dari kanal Hersubeno Arief di YouTube dikutip Kamis 24 September 2020.

Baca Juga: Catat! Ini Penyebab BLT BPJS Ketenagakerjaan Tidak akan Dicairkan

Artikel ini dapat juga anda baca di Galamedia News (PRMN) dengan judul Kupas Tuntas Soal Komunis, Profesor Salim Said Ingatkan PKI Pandai Menyusup

Salim mengatakan, kehadiran PKI itu menjadi penting di masa pemerintahan Soekarno. Ketika PKI sudah dikejar-kejar setelah Gestapu, Bung Karno masih melindungi PKI. Bukan karena Bung Karno komunis tetapi dia punya doktrin persatuan yang namanya nasakom.

“Nasakom ini sejarahnya panjang. Kalau pelajari sejarah politik Bung Karno obsesi terbesar yaitu persatuan. Nah nasakom ini kan persatuan. Ide itu muncul tahun 1926,” ujarnya Bung Karno waktu itu.

Selanjutnya ia menyebutkan, sampai pada pemikiran Indonesia selalu dijajah oleh kolonial karena bangsa ini tidak bersatu. Kemudian dibikinlah gagasan persatuan Islam, nasionalis dan PKI.

Baca Juga: KPU Akhirnya Larang Konser Musik dalam Pilkada Serentak

“Tidak ada masalah waktu itu. Secara internasional tidak ada perang dingin, domestik juga tidak ada masalah. Bahkan banyak orang PKI itu tokoh-tokoh Islam tadinya, jadi enggak ada masalah,” terangnya.

Setelah kembali ke UUD 1945 dan adanya Dekrit Presiden tahun 1959, gagasan Bung Karno dikembangkan lagi yang menganut ideologi nasakom tanpa menyadari bahwa Indonesia tidak lagi berada di zaman 1926. Ketika tidak ada pengalaman konflik di dalam negeri dengan komunis.

“Zaman dekrit itu kita sudah melalui periode berdarah-darah. Ada periode pemberontakan Madiun yang selalu disembunyikan oleh PKI. Ketika nasakom sudah berkembang orang enggak berani lagi ngomong mengenai Madiun dan di Bali itu,” paparnya.

Baca Juga: Dampak Gembong Narkotika Kabur, 60 Narapidana Dipindah Dari Lapas Tangerang

Setelah Gestapu, Bung Karno tetap mempertahankan, tidak mencabut nasakom, tidak mengeritik nasakom dan tidak pernah membubarkan PKI. Apa yang terjadi pada periode itu menurut Salim perlu diingat. Sebab itu jadi dasar untuk bicara soal PKI sekarang ini.

“Tidak banyak yang mempelajari dengan seksama tokoh-tokoh mahasiswa tahun 66 yang berdemo melawan PKI. Kemudian melawan Bung Karno, dan yang lebih penting lagi mendesak Soeharto ambil alih kekuasaan,” pungkasnya.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah