Karya tulisnya kebanyakan berisi tentang pemikirannya tentang sosial-politik di tengah masyarakat dan penjajah.
Pada tahun 1922, ia mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa, sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga aktif di organisasi Boedi Oetomo di tahun 1908, yaitu organisasi yang bertujuan menyosialisasikan pentingnya persatuan dalam bangsa dan negara.
Atas amanat dari Presiden Soekarno, Ki Hajar Dewantara dipilih sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Baca Juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Dibuat untuk Menghormati Jasa Ki Hajar Dewantara
Melalui jabatannya ini, ia semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara bahkan pernah mendapat gelar Doktor Honori Kausa dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957.
Sayangnya, dua tahun kemudian pada 28 April 1959, Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta.
Atas jasa dan kegigihannya di bidang pendidikan, maka tanggal kelahirannya, yaitu 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, pada tanggal 28 November 1959.