3 Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Konsep Tujuan Hidup Manusia yang Sebenarnya

- 3 Januari 2022, 06:45 WIB
filosofi pendidikan ki hajar dewantara, konsep tujuan hidup manusia yang sebenarnya/ pixabay/ OfotoRay/
filosofi pendidikan ki hajar dewantara, konsep tujuan hidup manusia yang sebenarnya/ pixabay/ OfotoRay/ /

ZONABANTEN.com - Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu sosok dibalik kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai bapak pendidikan dengan tiga semboyannya, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun kusumo, dan tut wuri handayani.

Namun, tahukah Anda jika Ki Hajar Dewantara adalah seorang aktivis jenius yang sangat peduli dengan pendidikan pada masanya. Semasa remaja ia mendapatkan beasiswa untuk sekolah di kedokteran Batavia.

Tidak hanya jenius, Ki Hajar Dewantara juga sangat pemberani. Hingga ia dikeluarkan dari kampus karena sering mengkritik pemerintahan Belanda.

Tidak berhenti disini, setelah keluar dari kampus Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan. Ia semakin berani untuk menulis tentang fakta-fakta tentang pemerintahan belanda.

Baca Juga: Peringatan Hari Amal Bakti Kemenag, Apa itu? Begini Penjelasannya

Hingga akhirnya ia dibuang oleh pemerintah Belanda ke Amsterdam, agar tidak membuat semakin rusuh nama pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.

Namun, karena jenius Ki Hajar Dewantara memanfaatkan kesempatannya di Belanda untuk belajar banyak hal. Salah satunya mempelajari pendidikan.

Hingga ketika pulang ke Indonesia ia mendirikan sebuah Taman Siswa dan Perkumpulan Selasa Kliwon, dengan model dasar pendidikan yang ia peroleh selama di Belanda.  

Hal ini pun yang kemudian diterapkan dalam pendidikan di Indonesia saat Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai menteri pendidikan yang pertama.

Hampir semua yang didapatkan oleh bapak pendidikan ini diterapkan di Indonesia. Namun, sayangnya ada tiga hal dari filosofi Ki Hajar Dewantara yang tidak diajarkan di sekolah.

Baca Juga: Tips Belajar Aktif dan Efektif: Cara Memahami Apa yang Dipelajari dengan Mudah

Tiga hal tersebut antara lain: pertama, tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah untuk memerdekakan manusia.

Definisi manusia yang merdeka menurutnya adalah selamat raga dan bahagia. Sebenarnya memang dua hal ini yang manusia cari dalam hidup. Selamat di dunia dan bahagia, sekaligus selamat dari neraka dan masuk surga bahagia.

Mulai dari ilmu agama, filsafat hingga semua pengetahuan modern dengan kecanggihannya semua sepakat akan dua hal ini.  Bahwa tujuan hidup manusia adalah keselamatan dan kebahagiaan.

Kedua, menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan memiliki tiga peran penting. Memajukan dan menjaga diri, memelihara dan menjaga bangsa, serta memelihara dan menjaga dunia.

Baca Juga: Metode Ulama Hadis dalam Menuntut Ilmu, Ternyata Telah Diterapkan Pada Dunia Pendidikan di Indonesia

Ki Hajar Dewantara menyebut tiga hal ini dengan filosofi tri rahayu. Ia percaya bahwa semuanya terhubung dan berkontribusi pada kepentingan yang lebih besar.

Maksud dari filosofi tri rahayu tersebut ialah memerdekakan satu orang menjadi langkah awal untuk memerdekakan satu keluarga, dan begitu pun seterusnya hingga tingkat pemerintah. Sebab, semuanya terhubung dan memiliki kontribusi untuk kepentingan yang lebih besar.

Ketika disebuah Negara para penduduknya bahagia dan terjaga keselamatannya. Tentu Negara tersebut akan maju dan berkembang pesat.

Ketiga, menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan harus kontinu, konvergen, dan konsentris. Kontinu artinya berkelanjutan. Apa yang Anda capai hari ini adalah hasil yang Anda pelajari di masa lalu.

Baca Juga: 3 Modus Predator Seks Dalam Dunia Pendidikan, Perempuan Harus Lakukan Ini!

Konvergen artinya ilmu harus berasal dari berbagai sumber. Ambillah ilmu dari luar zona nyaman kalian. Jangan stag di satu sisi saja, sebab masih ada banyak ilmu di luar sana yang belum Anda sentuh.

Kemudian konsentris, artinya belajar dari banyak sangat dianjurkan, akan tetapi sesuaikan dengan  identitas dan konteks hidup Anda.

Seperti yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Ia membungkus makna kebahagiaan dan keselamatan dalam hidup dengan istilah memerdekakan manusia.

Hal tersebut disesuaikan dengan keadaan Indonesia kala itu. Sebab, saat itu nusantara masih dalam penjajahan Belanda, dan membutuhkan kemerdekaan agar dapat hidup lebih bahagia.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Youtube satu persen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x