Sistem pendidikan Taman Siswa dibuat berdasarkan kombinasi antara sistem pendidikan di sekolah Italia (Maria Montessori) dan sekolah India (Rabindranath Tagore).
Baca Juga: Studi Terbaru: Sering Makan Gorengan Berhubungan dengan Kesehatan Mental
Menurut Ki Hadjar, sistem pendidikan yang diterapkan di dua sekolah tersebut sangat cocok untuk dikombinasikan dan diadopsi sebagai sistem pendidikan bagi anak-anak pribumi.
Kemudian, ia menciptakan istilah Patrap Guru yang berarti tingkah laku guru yang menjadi panutan bagi murid-muridnya.
Perilaku guru dijadikan sebagai pegangan dan modal utama dalam mendidik anak-anak Indonesia sehingga Ki Hadjar menciptakan tiga semboyan, yaitu:
- Ing ngarsa sung tulada (Di depan memberi contoh)
- Ing madya mangun karsa (Di tengah memberi semangat)
- Tut wuri handayani (Di belakang memberi dukungan)
Tut wuri handayani adalah semboyan pendidikan yang paling terkenal. Kalimat tersebut berarti bahwa seorang guru harus senantiasa memberikan dorongan atau dukungan dan arahan kepada murid-muridnya.
Baca Juga: Berikut 9 Tips Menghadapi Cuaca Panas dari Kemenkes, Nomor 8 Paling Penting
Usai berjuang demi kemajuan pendidikan anak pribumi, Ki Hadjar diangkat sebagai Menteri Pendidikan setelah Indonesia merdeka.
Nama asli Ki Hadjar Dewantara adalah Soewardi Soerjaningrat. Namanya diubah untuk menghilangkan gelar kebangsawanannnya agar ia lebih dekat dengan rakyat.
Ki Hadjar wafat pada 26 April 1959. Untuk menghargai jasa-jasanya, ia dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan tanggal lahirnya ditetapkan sebagai tanggal Hari Pendidikan Nasional.***