Endang menambahkan, bila dibandingkan secara kuartal, perekonomian Sumsel juga mengalami kontraksi.
"Ekonomi Provinsi Sumatera Selatan triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,30 persen (q-to-q)," jelas Endang.
"Dari sisi produksi, penurunan terbesar disebabkan oleh kontraksi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 22,19 persen," imbuh Endang.
Baca Juga: Sinopsis Film 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi, Tayang Malam Ini di Trans TV
Sementara itu dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang mengalami kontraksi sebesar 13,34 persen.
Namun, ekonomi Sumatera Selatan semester I-2020 dibanding semester I-2019 (c-to-c) tumbuh 1,75 persen.
Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha.
Baca Juga: Paket Kuota Nonstop, Paling Pas untuk Generasi Millenial dan Gen Z
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 17,93 persen, diikuti Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 12,34 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 10,86 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi selama semester I-2020 hanya dicapai oleh Komponen PMTB sebesar 1,88 persen, sedangkan komponen pengeluaran lainnya mengalami kontraksi.