Terjadi Rentetan Gempa Lumajang, Ini Penjelasan BNPB

- 10 Juli 2022, 09:06 WIB
Rentetan Gempa terjadi di wilayah Lumajang pada hari Sabtu 9 Juli 2022.
Rentetan Gempa terjadi di wilayah Lumajang pada hari Sabtu 9 Juli 2022. /BMKG

ZONABANTEN.com - Rentetan Gempa terjadi di wilayah Lumajang pada hari Sabtu 9 Juli 2022.

Hasil analisis sementara oleh BMKG, tiga rentetan kejadian gempa Lumajang itu adalah jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault.

Berdasarkan indeks kajian risiko gempabumi dari InaRisk BNPB, wilayah selatan Pulau Jawa memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi. Wilayah selatan Pulau Jawa juga telah diketahui dilalui lempeng Indo-Australia yang membentang dari ujung Pulau Sumatera bagian barat hingga perairan Maluku Tenggara, sebelum akhirnya bertemu dengan lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Gempa tektonik pertama terjadi  dengan kekuatan magnitudo 5.4 terjadi di selatan Pulau Jawa bagian timur pada hari Sabtu 9 Juli 2022 pukul 03.17 WIB.

Melansir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa Lumajang itu berpusat di 9.64 LS-112.91 BT pada kedalaman 10 kilometer.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Banjir Masih Menggenangi 100 Rumah di Tojo Una Una, Sulawesi Tengah

Dilaporkan BNPB, terbangun dan berhamburan ke luar rumah saat guncangan gempabumi yang berlangsung selama 2-3 detik itu.

Kurang dari tiga jam setelah gempa pertama, Lumajang diguncang gempa lagi pada pukul 05.50 WIB. Untuk kali kedua ini, gempa Lumajang kedua ini tercatat berkekuatan M 5.0 dan berpusat di 9.57 LS-113.93 pada kedalaman 10 kilometer.

Namun tidak ada guncangan yang dirasakan oleh masyarakat untuk gempabumi susulan tersebut.

Pada pukul 09.53 WIB, seismograf BMKG kembali merekam adanya getaran gempabumi. Kali ketiga ini, gempabumi berkekuatan M 5.3 dan terdeteksi di titik 9.61 LS-112.91 BT pada kedalaman 42 kilometer. Menurut BPBD Kabupaten Lumajang, getaran gempabumi yang ketiga sempat dirasakan selama 1-2 detik, namun tidak menimbulkan kepanikan warga.

Baca Juga: Menjual Kulit Hewan Kurban Apakah Boleh? Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Berdasarkan catatan BMKG per pukul 11.00 WIB, sudah ada 54 kali aktivitas gempabumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar yakni M 5.0. Dari keseluruhan kejadian fenomena gempabumi itu, BMKG memastikan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.

Hasil monitoring di lapangan oleh BPBD Kabupaten Lumajang dan BPBD Kabupaten Malang, yang menjadi teritori wilayah terdampak guncangan gempabumi menyatakan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan. Laporan mengenai korban jiwa juga nihil.

Fenomena gempabumi memang tidak membunuh, namun beberapa peristiwa jatuhnya korban jiwa adalah dikarenakan terdampak reruntuhan bangunan saat terjadi guncangan gempabumi yang kuat. Untuk itu penguatan struktur bangunan terutama tiang rumah dan struktur atap perlu dilakukan secara bertahap, baik secara mandiri maupun didukung oleh dana desa.

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah