Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api: Tak Hanya Ditinggalkan, Kota Kembang Juga Dibumihanguskan

- 23 Maret 2022, 13:25 WIB
Sejarah peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946/Ilustrasi dari Kemdikbud
Sejarah peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946/Ilustrasi dari Kemdikbud /

ZONABANTEN.com - Tanggal 23 Maret 1946, terjadi suatu peristiwa penting dan bersejarah di Indonesia, yaitu yang dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.

Setahun setelah kemerdekaan, kondisi pertahanan dan keamanan Indonesia masih belum benar-benar stabil, karena masih ada daerah yang didominasi perebutan kekuasaan dan pertempuran, tak terkecuali Bandung.

Melansir dari laman resmi Kemdikbud, peristiwa Bandung Lautan Api diawali dengan datangnya pasukan sekutu Brigade MaccDonald pada 12 Oktober 1945.

Kedatangan mereka adalah untuk meminta seluruh senjata apa yang dimiliki penduduk, kecuali milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan polisi yang diserahkan kepada Sekutu.

Baca Juga: Peringati Hari Meteorologi Sedunia 2022, 5 Kalimat Ucapan Ini Cocok Disebarkan ke Media Sosial

Kondisi di Bandung kian memanas, saat orang-orang Belanda yang baru bebas dari kamp tahanan mulai mengacaukan keamanan.

Kekacauan tersebut memicu bentrokan antara Sekutu dengan TKR.

Malam hari tanggal 24 November 1925, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap markas-markas Sekutu di Bandung Utara, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas besar Sekutu.

Tiga hari setelahnya, MacDonald menyampaikan ultimatumnya kepada Gubernur Jawa Barat agar wilayah Bandung Utara dikosongkan oleh seluruh penduduknya, termasuk pasukan bersenjata.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Meteorologi Sedunia 2022, Tinggal Klik dan Bagikan ke Media Sosial

Sekutu akhirnya menjadikan Bandung Utara sebagai wilayah kekuasaannya, sementara Bandung Selatan milik pemerintah RI.

Ultimatum tersebut harus dilaksanakan paling lambat pukul 12.00 tanggal 29 November 1945, dan dijawab oleh pasukan Indonesia dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai tempat.

Banyak pertempuran yang terjadi selama Desember, seperti di wilayah Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki, dan Viaduct. Sekutu juga sempat berusaha untuk merebut Balai Besar Kereta Api, namun gagal.

Memasuki tahun 1946, pertempuran kian marak terjadi secara sporadis. Serdadu India yang awalnya menjadi pasukan Sekutu, melakukan desersi dan bergabung dengan pasukan Indonesia.

Baca Juga: Di Konferensi Pers Soundtrack #1, Park Hyung Sik Akui Tak Sanggup Memendam Perasaan dari Wanita yang Disukai

Sekutu menghubungi Panglima Divisi III, Jenderal A.H. Nasution agar mengembalikan pasukan India tersebut.

Nasution menolak, baik untuk mengembalikan pasukan India maupun mengadakan pertemuan dengan pihak Sekutu.

Posisi pasukan Sekutu semakin terdesak, lalu akhirnya melakukuan pendekatan kepada petinggi RI.

Hingga pada 23 Maret 1946, ultimatum dinyatakan kembali oleh Sekutu kepada Perdana Menteri Syahrir agra pasukan Indonesia meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 – 11 kilometer dari pusat kota, paling lambat pukul 24.00 tanggal 24 Maret 1946.

Terkait ultimatum tersebut, Syafruddin Prawiranegara dan Jenderal Mayor Didi Kartasasmita diminta hadir ke Bandung atas perintah Syahrir.

Baca Juga: Di MotoGP, Marquez Derita Diplopia Usai Kecelakaan di Sirkuit Mandalika

Ultimatum tersebut ditolak, karena cukup sulit untuk memindahkan ribuan pasukan RI dalam waktu yang singkat.

Akhirnya, pihak dari Indonesia menemui Mayor Jenderal Hawthorn dan meminta agar batas ultimatum diperpanjang. Di sisi lain, pihak Sekutu terus menyebarkan pamflet tentang berita ultimatum itu.

Sore hari tanggal 23 Maret 1946, Nasution ikut ke Jakarta bersama Syafruddin dan Didi Kartasasmita untuk menemui Perdana Menteri Syahrir.

Syahrir mendesak Nasution untuk menyetujui ultimatum tersebut dengan dalih menyelamatkan Tentara Republik Indonesia (TRI).

Baca Juga: Beyonce dan Billie Eilish akan Manggung di Oscar

Besoknya, Nasution kembali ke Bandung dan melakukan negosiasi soal penundaan batas waktu ultimatum.

Namun, Sekutu menolaknya. Tawaran Sekutu untuk meminjamkan 100 truk untuk membawa pasukan Indonesia ke luar kota juga ditolak Nasution.

Akhirnya, sampailah kesepakatan untuk membumihanguskan Bandung sebelum kota itu dihanguskan melalui pertemuan yang diadakan Nasution, pada Komandan TRI, para pemimpin laska, dan aparat pemerintahan.

Rencananya, Bandung akan dihanguskan pada 24 Maret pukul 24.00, namun dilaksanakan lebih awal yaitu pukul 21.00 tanggal 23 Maret 1946.

Baca Juga: P.O Block B Bagikan Pemikirannya Terkait Masuknya ke Korps Marinir dengan GQ

Bank Rakyat adalah gedung pertama yang diledakkan, disusul dengan pembakaran di beberapa tempat seperti Banceuy, Cicadas, Braga, dan Tegalega. Bahkan, anggota TRI juga membakar sendiri asrama-asrama mereka.

Tak hanya ditinggalkan oleh penduduknya, Bandung saat itu juga habis dibumihanguskan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah