Namun seiring berjalannya waktu, hal yang miris pun terjadi.
Karena kelelahan yang berkepanjangan akibat mengangkut puluhan orang dalam sekali tarik, kuda-kuda yang malang tersebut banyak yang pingsan, bahkan mati.
Dilaporkan oleh SA Reitsma dalam “Over de Bataviasche Stadstram,” Tropisch Nederland, 27 November 1993, sebanyak 545 kuda mati pada 1872.
Tak hanya itu, kuda-kuda penarik trem tersebut juga mengotori sepanjang perlintasan trem karena buang air sembarangan.
Dengan mempertimbangkan hal di atas, akhirnya pemerintah mengganti trem bertenaga kuda tersebut dengan trem uap.
C. Trem Bertenaga Uap yang Sering Mogok
Dutch East Indian Steamtram Company yang menjadi perpanjangan tangan dari NITM pun menambah lintasan baru, yakni rute Harmonie – Tanah Abang.
Naasnya, kecelakaan malah lebih banyak terjadi akibat kehabisan uap sehingga sering mogok di tengah jalan. Saat itu, kereta uap masih mengadopsi sistem lama.
Akhirnya, lokomotif dengan sistem uap terbaru pun menggantikan trem uap sistem lama.