Reynhard Sinaga, Predator Seks Indonesia yang Dihukum Seumur Hidup di Inggris, Lahir 19 Februari 1983 di Jambi

- 18 Februari 2022, 21:59 WIB
Reynhard Sinaga, Predator Seks Indonesia yang Dihukum Seumur Hidup di Inggris, Lahir 19 Februari 1983 di Jambi/Dok. Facebook Reynhard Sinaga via The Guardian
Reynhard Sinaga, Predator Seks Indonesia yang Dihukum Seumur Hidup di Inggris, Lahir 19 Februari 1983 di Jambi/Dok. Facebook Reynhard Sinaga via The Guardian /
ZONABANTEN.com - Reynhard Sinaga, predator seks Indonesia yang dihukum seumur hidup di Inggris lahir pada 19 Februari 1983 di Jambi.
 
Reynhard Sinaga lahir dari keluarga Katolik di Jambi. Dia datang ke Inggris pada tahun 2007 dengan visa pelajar ketika berusia 24 tahun.
 
Selama 10 tahun hingga ditangkap pada 2 Juni 2017, dia hidup dengan kiriman uang dari ayahnya, seorang bankir di Indonesia, dilansir The Guardian pada tahun 2020.
 
Selain membayar puluhan ribu pound untuk biaya sekolah, ayahnya membiayai flat di Montana House, beberapa pintu dari klub malam Factory, yang menjadi tempat favoritnya untuk mencari korban.
 
Reynhard disebt sebagai pelaku pemerkosaan paling produktif dalam sejarah Inggris, dilansir Independent pada tahun 2020.
 
 
Polisi mengatakan pemerkosa berantai itu melakukan kejahatan seksual terhadap lebih dari 190 korban.
 
Hakim Suzanne Goddard QC mengatakan 195 korban telah dihitung oleh polisi dalam video yang diambil Reynhard saat melakukan pemerkosaan ketika korbannya tidak sadarkan diri.
 
"Saya tidak mengetahui adanya kasus pelanggaran seksual lain dalam skala dan besarnya ini," katanya saat menjatuhkan hukuman pada 6 Januari 2020.
 
"Skala sebenarnya dari pelanggaran Anda mungkin tidak akan pernah diketahui," ujarnya menambahkan pada saat itu.
 
Reynhard dijatuhi hukuman penjara minimal 30 tahun, atas tuduhan 159 pelanggaran seksuak terhadap 48 pria antara Januari 2015 sampai Mei 2017.
 
Sebanyak 136 tuduhan pemerkosaan di antaranya terjadi di Manchester. Dia membujuk para korban ke flatnya, lalu dibius dan diperkosa.
 
Bahkan, Renyhard juga merekam aksinya ketika sedang melakukan pelecehan seksual terhadap para pria yang sudah tak sadarkan diri di apartemennya itu.
 
 
Awalnya, tak banyak yang menyangka Reynhard bisa melakukan serangkaian kejahatan seperti itu, tulis The Guardian pada tahun 2020.
 
Baik teman dan korban Reynhard setuju bahwa penampilannya yang ramah taj menunjukkan ancaman bahwa dia mampu melakukan kekerasan apapun, apalagi teror pemerkosaan 2,5 tahun.
 
Tingginya sekitar 170 cm, dengan suara lembut dan senyum, serta kacamata berbingkai tebal, dia memiliki penampilan sosok yang sederhana. 
 
"Dia baik, lemah lembut, dan tidak menyerang," kata seorang teman dari Gay Village Gay di Manchester menceritakan tentang sosok Reyhard.
 
Dia belajar di Universitas Manchester sejak Agustus 2007 hingga mendapatkan gelar MA dalam bidang sosiologi.
 
Kemudian pada Agustus 2012, dia mulai belajar di Universitas Leeds untuk gelar PhD dalam geografi manusia, namun akhirnya tak pernah selesai.
 
Dia sempat mengajukan tesis berjudul "Sexuality and everyday transnationalism among South Asian gay and bisexual men in Manchester" pada Agustus 2016.
 
Namun, penelitiannya tersebut gagal, dan dia diberikan waktu untuk melakukan koreksi.
 
Reynhard juga aktif dalam kegiatan gereja St Chrysostom. Salah satunya terlihat dalam foto pada blog gereja tersebut pada 2012.
 
Dia tampak tengah membantu proyek Paskah anak-anak, dan berbicara tentang anak-anak yang memiliki "waktu yang luar biasa".
 
Namun, Reynhard juga tidak pernah menyembunyikan orientasi seksualnya di Manchester, di mana dia menjadi pengunjung tetap di Canal Street dan di Gay Village.
 
Ketika berita tentang penangkapan Reynhard mulai menyebar di Gay Village, bahkan banyak temannya mengira pasti ada kesalahan.
 
 
Hingga akhirnya mereka mengetahui bahwa Reynhard telah merekam aksi pemerkosaannya tersebut dan menyimpannya di galeri ponselnya.
 
Dia biasa memulai aksinya dari klub malam Fifth di Manchester, di mana dia mencari dan mengajak pria yang kemudian dia perkosa di flatnya.
 
Pengadilan Manchester Crown menceritakan bagaimana Reynhard keluar pada dini hari, mencari pemuda mabuk yang sendirian di sekitar klub malam itu.
 
Pelajar Indonesia yang bertubuh kurus itu berpura-pura sebagai orang samaria yang baik, menawarkan tempat tidur atau lebih banyak minuman, menurut pengadilan.
 
Reynhard diduga telah mencampur minuman beralkohol dengan obat seperti GHB, yang dikenal sebagai ekstasi cair, untuk melumpuhkan korbannya.
 
Hakim Goddard menggambarkannya sebagai "predator seksual berantai jahat" yang menargetkan pria muda pada malam hari bersama teman-temannya.
 
"Salah satu korban Anda menggambarkan Anda sebagai monster. Skala dan besarnya pelanggaran Anda menegaskan ini sebagai deskripsi yang akurat," katanya.
 
"Tindakan Anda menunjukkan bahwa Anda adalah individu yang berbahaya, sangat terganggu, dan sesat tanpa rasa realitas," ujarnya lagi.
 
Korbannya yang sebagian besar heteroseksual memiliki sedikit atau tidak ada ingatan tentang pemerkosaan yang divideokan oleh Renyhard melalui ponselnya.
 
Para pria yang menjadi korban itu meninggalkan apartemennya tanpa menyadari bahwa mereka telah diperkosa.
 
Reynhard akhirnya ditangkap setelah salah satu pria itu sadar dan melawannya, sebelum melaporkannya ke polisi.
 
Dia mengklaim bahwa para korbannya bersedia melakukan permainan seks itu dengan sukarela, di mana mereka berpura-pura mati.
 
 
Tapi pembelaan itu dicap "tidak masuk akal" oleh jaksa Iain Simkin, karena rekaman menunjukkan beberapa korban mendengkur.
 
Kepolisian Greater Manchester setidaknya memeriksa beberapa perangkat digital miliki Reynhard, dan menemukan video sebanyak 3,29 TB, setara dengan 250 DVD, yang menggambarkan aksi predator seks tersebut.
 
Akibat perbuatannya itu, Reynhard tak hanya dianggap sebagai predator seks, tetapi juga harus menjalani hukuman penjara hingga seumur hidup.
 
Setidaknya ada 88 hukuman penjara yang harus dijalaninya secara bersamaan, termasuk ketika dia merayakan ulang tahunnya yang ke-39 pada 19 Februari 2022.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Independent theguardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah