Wakil Presiden RI Sebut Jiwa Keagamaan Sistem Politik di Indonesia Hampir Mati

- 22 Desember 2021, 21:59 WIB
Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan arahan pada acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2021 secara daring, Senin, 20 Desember 2021.
Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan arahan pada acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2021 secara daring, Senin, 20 Desember 2021. /Kemenpan RB/

ZonaBanten.com - Kondisi politik Indonesia saat ini menurut Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin membuat jiwa keagamaan pada sistem politik Indonesia telah melemah, bahkan hampir mati.

Hal tersebut disampaikan oleh Wapres RI saat memberikan pidato pada acara peluncuran dan bedah buku Historiografi Khitah dan Politik Nahdlatul Ulama di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pada hari Rabu, 22 Desember 2021.

"Saya temukan apa yang dikatakan K.H. Hasyim Asy’ari itu ada semacam keluhan, telah melemah jiwa keagamaan dalam sistem perpolitikan di Indonesia, bahkan hampir mati di akhir-akhir ini," kata Wapres di Lampung, pada hari Rabu, 22 Desember 2021.

Selain itu Ma'rud Amin juga menceritakan bahwa perjalanan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat keagamaan Islam yang terjun ke dunia politik telah memperkuat sistem politik Indonesia.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Kamis, 23 Desember 2021, Saksikan Silsila, Gopi, Hingga Balika Vadhu

Bahkan sebelum 1952, lanjut dia, NU menyalurkan aspirasi politis para anggotanya melalui Masyumi, yaitu satu-satunya partai politik yang menyalurkan aspirasi umat Islam saat itu.

Selanjutnya, ketika NU tidak mempertimbangkan Masyumi dapat menyalurkan aspirasi politis nahdiyin saat itu, NU kemudian mengubah organisasinya menjadi partai politik (parpol).

"Ketika NU menjadi partai, saya masih menikmati masa itu. Akhir tahun 1971, saya menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, bahkan saya menjadi Ketua Fraksi Golongan Islam. Umur saya waktu itu masih 26 atau 27 tahun," tutur Ma’ruf Amin.

Pada tahun 1973, NU sebagai partai keagamaan Islam saat itu bergabung dengan beberapa partai keagamaan lain, yakni Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbyah Islamiyah (Perti), dan Parmusi untuk membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca Juga: 5 Idol Kpop Yang Akan Comeback Pada 2022, Dari Apink Sampai WJSN CHOCOME

Halaman:

Editor: Yuliansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah