Gunung Semeru Masih Berstatus Level II, Masyarakat Diminta Segera Mengungsi

- 5 Desember 2021, 09:50 WIB
Warga mengamati sapinya yang mati akibat tertimbun abu vulkanik dari guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Dampak guguran awan panas Gunung Semeru mengakibatkan sedikitnya puluhan rumah warga rusak dan diperkirakan belasan warga dinyatakan hilang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Warga mengamati sapinya yang mati akibat tertimbun abu vulkanik dari guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Dampak guguran awan panas Gunung Semeru mengakibatkan sedikitnya puluhan rumah warga rusak dan diperkirakan belasan warga dinyatakan hilang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa. /Zabur Karuru/ANTARA FOTO

ZONABANTEN.com –Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru dinilai masih pada level II (waspada). 

Semua masyarakat di sekitar lokasi rawan diminta segera mengungsi. "Pengamatan visual menunjukkan pemunculan guguran dan awan panas guguran disebabkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava," terang Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi PVMBG Kristianto dalam siaran persnya kepada wartawan, Sabtu, 4 Desember 2021.

Masih dari keterangannya, aktivitas yang terjadi pada tanggal 1 dan 4 Desember merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder) dan dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.

Baca Juga: Keanehan Sebelum Gunung Semeru Meletus, Warganet : Kenapa Tidak Ada Peringatan Dini dari Pihak Manapun?

"Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama 1 hingga 30 November 2021 didominasi oleh gempa-gempa permukaan berupa gempa letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari," ujarnya. 

Gempa guguran pada 1 dan 3 Desember 2021, masing-masing empat kali kejadian. Gempa-gempa vulkanik (gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan tremor) yang akan menjadi kenaikan magma ke permukaan terekam dengan jumlah sangat rendah.

Pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, lalu pada pukul 14.50 WIB terpantau awan panas guguran dengan jarak luncur 4 kilometer dari puncak atau 2 kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan). Tetapi sampai sekarang sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Ingin jadi Menteri Pendidikan sejak SD, Jerome Polin: Kalau Guru Masih Mikirin Makan, Gimana Fokus Ngajar?

"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," pungkasnya. ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah