Tsunami Gunung Ruang (1871)
Tsunami Gunung Krakatau (1883)
Tsunami Gunung Rokatenda (1928)
Tsunami Waiteba NTT (1979) akibat longsor tebing pantai.
Meskipun, menurut pencatatan BMKG, 90% tsunami diakibatkan oleh fenomena tektonik atau kegempaan, tetapi akhir-akhir ini fenomena tsunami non tektonik sering terjadi di Indonesia.
Salah satu tsunami non tektonik yang akhir-akhir ini terjadi ialah tsunami di Selat Sunda yang menerjang daerah di sekitarnya, seperti kabupaten Pandeglang di Banten dan Provinsi Lampung bagian Selatan.
Selain itu, pada 16 Juni lalu terjadi gempa 6,1 magnitudo di Pulau Seram Maluku Tengah yang mengakibatkan longsor lereng pantai sehingga permukaan air laut naik hingga 50 cm.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, BMKG sedang berupaya melakukan penyempurnaan dan inovasi pada Sistem Peringatan Dini Tsunami untuk mengantisipasi peristiwa serupa.
Saat ini, teknologi dan pemodelan tsunami non tektonik masih menjadi tantangan global karena teknologi yang ada kebanyakan berdasarkan perhitungan analisis terhadap aktivitas tektonik atau kegempaan.