Soal Pernyataan Macron dan Kekerasan di Prancis , Ini Tanggapan Presiden Jokowi dan Sikap Indonesia

31 Oktober 2020, 17:08 WIB
Presiden Jokowi menilai pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan serangan terorisme yang dikaitkan dengan Islam. /Setkab

ZONABANTEN.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini.

Menurut Presiden Jokowi pernyataan Macron telah menghina Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.

 "Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia," kata Presiden Jokowi, di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020 melansir dari ANTARA.

Kecaman tersebut disampaikan Presiden Jokowi usai bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama di Indonesia. Kecaman tersebut menyusul pernyataan dari Macron yang menyebutkan "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia".

Baca Juga: Update Sebaran Corona Indonesia di 34 Provinsi Sabtu 31 Oktober 2020, Positif Covid-19 Indonesia

Pernyatan Presiden Prancis tersebut menanggapi aksi kekerasan yang menimpa guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty (47) pada 16 Oktober 2020 di Eragny yang dipenggal oleh pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18), karena mengetahui Paty menunjukkan kartun nabi Muhammad dalam sebuah pelajaran kebebasan berekspresi.

Presiden Emmanuel Macron berpendapat bahwa Paty hanya mengajarkan kebebasan berekspresi kepada para siswanya.

Menanggapi insiden kekerasan yang berawal dari pelajaran kebebasan berekspresi, Presiden Jokowi juga menyatakan kebebasan berekspresi dimanapun harus memperhitungkan nilai-nilai dan simbol agama.

Presiden Jokowi juga menekankan tindakan terorisme tidak ada hubungannya dengan ajaran agama manapun. 

"Mengaitkan agama dengan tindakan terorisme sebuah kesalahan besar. Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hukum dengan agama apa pun," kata Presiden Jokowi.

Baca Juga: Cara Cek Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 atau Tidak, Cukup Daftar di kemnaker.go.id

Selain mengecam pernyataan Macron, Presiden Jokowi juga mengecam aksi kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice. 

"Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa," ujar Presiden.

Gereja Notre Dame di Nice, Prancis, hari Kamis 29 Oktober 2020 lalu mendapat serangan brutal yang mengakibatkan tiga orang meninggal dan satu orang terluka parah. Pelaku seorang diri menyerang umat yang berada di dalam gereja dengan menggunakan pisau.

Diberitakan RRI dari AFP, kejadian tersebut menyusul terjadinya pembunuhan seorang guru di sebelah utara Prancis oleh seorang pria asal Cechnya. 

Guru tersebut dibunuh akibat menunjukkan sebuah kartun Nabi Muhammad pada pelajaran kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Lolos Seleksi CPNS 2019 ? Segera Siapkan 8 Dokumen Ini , Unggah di https://sscn.bk.go.id

Drama penyerangan umat yang sedang berdoa di gereja Basilika Notre-Dame di kota Nice Prancis terjadi pada pukul 08.29 pagi. Kejadian penyerangan tersebut berlangsung sekitar 30 menit, memakan korban seorang nenek berusia 60 tahun dan seorang petugas gereja 55 tahun tewas di tempat. 

Seorang wanita lainnya yang juga diserang sempat berhasil menyelamatkan diri keluar dari gereja namun akhirnya juga meninggal karena luka tusukan. 

Pelaku pembunuhan tersebut berhasil dilumpuhkan oleh kepolisian setempat dengan tembakan dan kemudian dilarikan ke rumah sakit. 

Dari penyelidikan kepolisian setempat diketahui, pelaku adalah warga imigran dari Tunisia dan masih berusia 21 tahun. Pelaku mengaku bernama Brahim Aouissaoui saat ditangkap baru 1 bulan berada di Eropa setelah datang melalui pulau Lampedusa Italia pada akhir September 2020. 

***

 

 

 

 

Editor: Bondan

Sumber: RRI ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler