Mengenang Sosok RA Kartini, Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia

10 April 2023, 12:17 WIB
Mengenang sosok Raden Ajeng Kartini, Pahlawan Nasional pejuang emansipasi wanita Indonesia /Kemenkeu
 
ZONABANTEN.com - Indonesia selalu memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Peringatan ini diadakan untuk mengenang jasa RA. Kartini, seorang Pahlawan Nasional yang telah memperjuangkan kesetaraan drajat bagi kaum wanita.

RA. Kartini pada masanya dikenal sebagai seorang pelopor emansipasi wanita. RA Kartini atau biasa disebut ibu Kartini merupakan sosok pejuang emansipasi wanita dari nusantara yang telah mendedikasikan intelektualitas, gagasan, dan perjuangannya untuk melawan ketidakadilan kala itu.

RA kartini telah menjadi inspirasi bagi wanita yang ingin bebas dan memiliki status sosial yang sama dengan laki-laki.

RA Kartini memliki nama Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini. Ia adalah wanita keturunan bangsawan yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. RA KArtini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.

Sebagai anak ke 5 dari 11 bersaudara, RA Kartini tumbuh menjadi pribadi yang memiliki antusiasme tinggi terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ia dikenal sebagai wanita yang gemar membaca dan menulis.

Namun, RA Kartini hanya menimba ilmu hingga jenjang sekolah dasar, karena orangtuanya mewajibkan ia untuk dipingit.

Baca Juga: 3 Film Tentang R.A Kartini, Dibintangi oleh Sederet Artis Ternama

Meski demikian, RA Kartini memiliki tekad yang kuat untuk menggapai cita-citanya yang sangat mencintai ilmu pengetahuan.

RA Kartini mulai fokus pada bidang kepenulisan dan mengembangkan kemampuan membacanya berasma teman perempuan. RA Kartini bahkan menyempatkan diri untuk belajar bahasa Belanda kala itu.

RA Kartini selalu memperluas pengetahuannya dengan membaca berbagai surat kabar, buku-buku, dan majalah Eropa.

Kegemaran membaca yang telah melekat erat dengan dirinya membuat dirinya memiliki ide untuk memajukan wanita Indonesia dari keterbelakangan yang mereka alami masa itu.

RA Kartini bahkan aktif mengirimkan surat dengan seorang korespondensi Belanda. Ia bahkan pernah saling berkirim surat dengan Mr. J.H. Abendanon perihal beasiswa pendidikan ke Belanda.

Namun, rencana tersebut tidak pernah terjadi karena RA Kartini harus menikah.

RA Kartini menikah dengan seorang lelaki bernama Raden Adipati Joyodiningrat pada tangal 12 November 1903.

Baca Juga: Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini, Pelopor Emansipasi Wanita di Indonesia

Setelah ia, ia tetap meneruskan perjuangannya untuk memajukan wanita Indonesia. Perjuangannya ini memperoleh dukungan dari suaminya.

Dengan dukungan suaminya, RA Kartini mendirikan sekolah Kartini pada tahun 1912 yang berlokasi di Semarang.

Pendirian sekolah ini terus dilanjutkan hingga ke kota Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Sekolah yang didirikan oleh RA Kartini ini berada dibawah yayasan Kartini yang didirikan oleh keluarga Van Deventer dan tokoh politik etis.

Perjuangan RA Kartini berakhir saat ia meninggal di usia 25 tahun pasca melahirkan anak pertamanya pada tangga 13 September 1904. Anak tersebut diberi nama R.M Soesalit.

Setelah RA Kartini meninggal, seluruh arsip surat antara dirnya dan Mr. J. H. Abendanon dibukukan dengan judul "DOOR DUISTERNIS TOT LICHT" yang artinya "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Maka dari itu, hingga kini semboyan "Habis Gelap Terbitlah Terang" sangat melekat dengan sosok RA Kartini yang telah mendedikasikan hidupnya untuk emansipasi wanita.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Kemenkeu

Tags

Terkini

Terpopuler