Rupiah Menguat Jumat Pagi Tadi Sebanyak 8 Poin, Berikut Penyebabnya!

25 Februari 2022, 14:28 WIB
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS. Nilai tukar (kurs) rupiah dikabarkan menguat 8 poin atau 0,06% ke Rp14. 383 per dolar AS /ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/am./

ZONABANTEN.com - Nilai tukar (kurs) rupiah dikabarkan menguat 8 poin atau 0,06% ke Rp14. 383 per dolar AS dibandingkan pada posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.391 per dolar AS.

Kenaikan yang terjadi pada Jumat, 25 Februari 2022 ini disinyalir karena adanya intervensi dari Bank Indonesia (BI)

Tidak hanya melemah dari mata uang Indonesia, dolar As juga mengalami pelemahan terhadap dua negara lain, yaitu China dan Jepang.

Baca Juga: Serangan di Ukraina Menewaskan Sedikitnya 137 Orang Setelah Hari Pertama Invasi Rusia

Penurunan nilai mata uang dolar AS terhadap China sebesar 0,9% ke level 6,3. Kemudian juga melemah terhadap mata uang jepang yaitu turun 0,2% ke level 115. Namun dolar AS terhadap Singapura cenderung stagnan.

Seorang analisis pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini masih berpeluang menguat dengan sentimen positif terhadap aset beresiko.

Pelaku pasar masih optimis dengan pemulihan ekonomi dimana data ekonomi negara maju menunjukan perbaikan.

Di sisi lain, ketegangan antara Rusia dengan Nato masih jadi penekan aset resiko. Dimana pada hari kemarin, Pemerintah AS menyebut bahwa Rusia tidak benar benar menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Terjadi Lagi! The Simpson Telah Ramalkan Invasi Rusia ke Ukraina Pada Salah Satu Episode di Tahun 1998

Rusia justru menambah pasukan sehingga ketegangan kembali meninggi. Rusia masih menempatkan lebih dari 100 pasukan di perbatasan Ukraina.

Sedangkan di dalam negeri, penyakit akibat virus Covid-19 semakin meningkat. Sentimen negatif dari luar dan dalam negeri tersebut seharusnya memberikan tekanan bagi rupiah, tetapi nyatanya malah mampu menguat tajam.

Kemungkinan BI melakukan intervensi sehingga rupiah meningkat tajam. Cadangan devisa di bulan Desember tercatat sebesar 144,9 US Dollar yang bisa digunakan untuk melakukan intervention.

Baca Juga: Gempa 6,2 SR Guncang Sumatra Barat, Ini Penjelasan Lengkap dari BMKG Beserta Dampaknya

Presiden Joko widodo juga mengatakan jika saat ini Indonesia berada dalam fase penting pemulihan ekonomi.

Berbagai indikator perekonomian juga menunjukan adanya perbaikan, stabilitas perekonomian, dan sistem keuangan tetap terjaga dengan baik dan menurut presiden ini dapat menjadi akselerasi pemulihan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Youtube SUDUT PANDANG

Tags

Terkini

Terpopuler