Naskah Khutbah Jumat Spesial Pemilu 2024: Menjaga Silaturahmi dan Perdamaian di Tahun Politik

- 1 Februari 2024, 14:33 WIB
Naskah Khutbah Jumat Spesial Pemilu 2024: Menjaga Silaturahmi dan Perdamaian di Tahun Politik
Naskah Khutbah Jumat Spesial Pemilu 2024: Menjaga Silaturahmi dan Perdamaian di Tahun Politik /RRI

 وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

Artinya: “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk”.

Allah menjelaskan dalam ayat ini, salah satu karakter orang-orang yang cerdas (Ulul Albab), yaitu mereka yang mampu menjalin dan menjaga hubungan baik atau silaturrahim kepada pihak-pihak yang dianjurkan oleh Allah. Artinya, kecerdasan sosial seseorang dapat dilihat ketika mampu mengedepankan silaturrahim dari pada fanatik terhadap salah satu calon Presiden dalam kontestasi politik.

Selain dari sudut pandang sosial, silaturrahim juga menjadi indikator penting untuk mengukur keimanan seseorang. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad, ia bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahmi dengan kerabatnya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam”.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Selain menjaga silaturahmi, Islam juga memandang pentingnya sikap saling menghormati perdamaian di tengah perbedaan pandangan politik dan perbedaan apapun.

Sikap saling menghormati bisa dilakukan dengan menahan diri untuk tidak menghina orang lain yang berbeda pandangan politik. Kita juga tidak boleh menghina tokoh yang didukung seperti yang sudah kita alami pada tahun 2019, ketika muncul istilah Cebong dan Kampret untuk mengungkapkan hinaan kepada orang yang berbeda pilihan politik. Hal ini sudah secara tegas dilarang oleh Allah dalam surat Al-Hujurat, ayat 11:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah