Naskah Khutbah Jumat Bulan Safar: Benarkah Bulan Sial? Berikut Ulasannya

- 25 Agustus 2023, 07:59 WIB
Ilustrasi - Benarkah Bulan Safar Bulan Sial?
Ilustrasi - Benarkah Bulan Safar Bulan Sial? /Freepik/

Karena itu, tiap pekerjaan amat dianjurkan melalui satu perencanaan yang matang dan ikhtiar yang maksimal. Selebihnya adalah doa dan kepasrahan total kepada Allah.

Sial atau beruntung merupakan kelanjutan dari proses dan tahap tersebut, bukan pada mitos-mitos khayal yang tak masuk akal.

Untuk terbebas dari penyakit, manusia diperintahkan untuk hidup bersih dan menghindari pengidap penyakit menular.

Agar selamat dari bangkrut, pedagang disarankan untuk membuat perhitungan yang teliti dan hati-hati. Agar lulus ujian, pelajar mesti melewati belajar secara serius. Dan seterusnya.

Menolak adanya “bulan sial” dan “bulan beruntung” akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang wajar.

Tidak malas ikhtiar karena merasa hari-harinya pasti diliputi keberuntungan. Juga tidak dicekam kecemasan karena dihantui hari-hari penuh sial.

Sebagai hamba, manusia didorong untuk berencana, berjuang, dan berdoa; sementara ketentuan hasil dipasrahkan kepada Allah.

Dengan demikian, saat menuai hasil, kita tetap bersyukur; dan tatkala mengalami kegagalan, kita tidak lantas putus asa.

Kemudaratan dan kesialan dapat menimpa kita kapan saja, tidak mesti pada bulan-bulan tertentu. Dari sinilah kita diharapkan untuk selalu menjaga diri, melakukan usaha-usaha pencegahan, termasuk dengan doa memohon perlindungan kepada Allah setiap hari. Doa yang bisa dibaca adalah: 

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Halaman:

Editor: Rahman Wahid


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah