Baca Juga: 8 Fakta KH Ahmad Dahlan sang Pendiri Muhammadiyah, Ulama Besar yang Mengispirasi
Dengan demikian, apabila posisi hilal pada saat matahari terbenam sudah berada diatas ufuk beraapun tingginya, asalkan lebih tinggi dari nol derajat, maka telah dianap memasuki bulan baru.
Dengan demikian, metode hisab tidak memerlukan melihat hilal secara langsung. Penentuannya hanya cukup dengan perhitungan matematis dan astronomis.
Dengan metode hisab, penentuan awal bulan pada tahun-tahun berikutnya dapat ditentukan langsung.
Sedangkan, untuk metode rukyat penentuan hilal dilakukan dengan menggunakan pengamatan. Hilal yang diamati harus memenuhi ketinggian tertentu. Pada kasus ini ketinggian hilal di Indonesia harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS.
Menyikapi Perbedaan Metode Hisab dan Ru'yah
Kedua metode penentuan hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah dan Pemerintah merupakan metode yang sama-sama berasal dari ijtihad ulama.
Hal ini telah dibenarkan oleh MUI. Berdasarkan penjelasan MUI, kedua metode tersebut tidak ada yang salah.
Baca Juga: Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa: Dosa Jariyah Digital dan Idul Fitri
Ini diddasarkan pada sabda Rasulullah SAW ketika seorang mujtahid benar, maka ia memperoleh dua pahala, tetapi apabila ia salah ia tetap memperoleh pahala.