“dan ini Allah SWT yang memberi kecukupan untuk kita, kebaikan kita, tiba-tiba kemudian kita hadirkan sosok lain yang kemudian dijadikan sifat-sifat ketuhanan itu berpindah atau sifat kehambaan berpindah, maka disini Allah SWT sangat murka,”.
Kemudian Ustadz Adi Hidayat menyampaikan sebuah ayat Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 48, yang artinya:
“Allah SWT tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik)” QS. An-Nisa:48.
Ustadz Adi menjelaskan bahwa ayat tersebut tidak boleh dipahami dengan terjemahan, namun dipahami konteks ayatnya.
Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Jumat, 18 Maret 2022. Ada The Sultan Entertainment yang Tayang Tengah Malam
Dalam ayat tersebut menggunakan kata ‘La’ bukan ‘Lan’, yang artinya terjadi pada saat sedang dikerjakan. Dalam konteks dosa syirik, artinya dosa syirik ada peluang untuk diampuni, menurut Ustad Adi Hidayat.
“Karena itu selalu ada peluang untuk bertaubat kembali kepada Allah SWT, syaratnya sebelum nyawa itu sampai di kerongkongan,” ucapnya.
Kemudian Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh orang-orang di masa nabi yang melakukan perbuatan syirik.
Salah satunya Umar bin Khattab, yang pada masa jahiliyahnya kafir sekaligus melakukan perbuatan dosa syirik.