ZONABANTEN.com - Pada artikel ini akan membahas mengenai delapan adab yang sebaiknya kita amalkan saat hujan turun.
Seperti yang kita ketahui, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam menganjurkan kita untuk melakukan beberapa amalan shahih saat hujan turun, sesuai dengan apa yang Rasulullah ajarkan kepada kita.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Waqi'ah Ayat 68-69.
Baca Juga: Bahaya, Pemilik Tanggal Lahir Ini Lebih Baik Jaga Ucapannya Jika Tak Ingin Celaka Jadi Kenyataan
اَفَرَءَيْتُمُ الْمَآءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ
ءَاَنْـتُمْ اَنْزَلْـتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْن
"Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 68-69)
Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Naba' Ayat 14-16:
وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَآءً ثَجَّا جًا
لِّـنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَا تًا
وَّجَنّٰتٍ اَلْفَا فًا
"dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,
untuk kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,
dan kebun-kebun yang rindang." (QS. An-Naba' 78: Ayat 14-16)
Di dalam hadis di atas dijelaskan bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah menurunkan hujan untuk keperluan umat-Nya, dan menyuburkan tanah-tanah yang tandus, dengan menumbuhkan tanaman-tanaman yang ada disekitarnya.
Berikut ini delapan adab yang perlu dilakukan sebagai umat muslim saat hujan turun.
1. Keadaan Rasulullah ketika cuaca mendung
Ketika cuaca mendung dan terlihat gelap Rasulullah khawatir azab dan kemurkaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan turun.
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, beliau berkata.
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى نَاشِئاً فِي أُفُقٍ مِنْ آفَاِق السَمَاءِ، تَرَكَ عَمَلَهُ وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ؛ فَإِنْ كَشَفَهُ اللهُ حَمِدَ اللهَ، وَإِنْ مَطَرَتْ قَالَ: “اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”
”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam apabila melihat awan (yang belum berkumpul sempurna) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan aktivitasnya meskipun dalam shalat kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai). Ketika awan tadi telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, 'Allahumma shoyyiban nafi’an', Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagai hujan yang bermanfaat].”
Baca Juga: Jangan Lupa, Berikut Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha
Hadis ini menjelaskan bahwa ini merupakan peringatan agar kita merasa takut akan azab dan kemurkaan Allah turun, sebagaimana yang telah terjadi kepada umat-umat sebelumnya.
2. Mensyukuri nikmat turunnya hujan
Ketika Allah memberikan nikmat berupa turunnya hujan ke bumi, hendaklah kita mengucapkan doa berikut ini.
اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعاً
“Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.”
Itulah doa yang Nabi Shallallahu 'alaihi Wassalam ucapkan ketika turun hujan.
3. Berdoa di kala hujan turun
Berdoalah dikala hujan turun ke bumi, sebagaimana hadis Nabi Subhanahu 'alaihi Wassalam.
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
"Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan, yaitu bertemunya dua pasukan, menjelang shalat dilaksanakan, dan saat hujan turun.”
4. Ketika hujan lebat
Rasulullah khawatir akan turun dampak bahaya ketika hujan terlalu lebat.
Sehingga beliau berdoa,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
"Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
5. Mengambil berkah
Hujan merupakan rahmat yang Allah turunkan kepada umat-Nya, oleh karena itu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wassalam mengambil berkah dari hujan tersebut.
Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah.
لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.”
6. Berwudhu
Ketika air hujan mengalir deras maka hendaklah berwudhu dengan air hujan tersebut.
Dari Yazid bin Al Hadi, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam mengatakan,
اُخْرُجُوا بِنَا إلَى هَذَا الَّذِي جَعَلَهُ اللَّهُ طَهُورًا ، فَنَتَطَهَّرَمِنْهُ وَنَحْمَدَ اللّهَ عَلَيْهِ
”Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci.” Kemudian kami bersuci dengan air tersebut dan memuji Allah atas nikmat ini.”
7. Jangan mencela hujan
Hujan adalah rahmat, jadi janganlah mencela hujan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala turunkan kepada umat-Nya.
8. Berdoa setelah hujan
Setelah hujan reda kita dianjurkan untuk berdoa, dijelaskan dalam sabda Rasulullah.
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.”
Itulah hadis yang menjelaskan untuk mengucapkan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’, setelah turun hujan sebagai bentuk syukur kepada-Nya.***