Selain itu, ekonomi lokal di seluruh kota dan desa menderita kerusakan parah setelah cukup banyak satwa liar yang dimusnahkan, sehingga menjadikannya tidak relevan sebagai tujuan wisata satwa liar.
Baca Juga: Tempat Wisata Taman Margasatwa Ragunan Ramai Dikunjungi di Awal Tahun 2022
Korupsi dan intimidasi melemahkan upaya penegakan hukum. Satwa liar dan bagian satwa liar yang tidak disaring meningkatkan risiko pandemi kesehatan manusia seperti flu burung. Setiap orang yang terlibat menderita.
Seruan untuk bertindak dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, pada tahun 2012 untuk meningkatkan kesadaran dan melibatkan para konservasionis pada Hari Konservasi Margasatwa, 4 Desember.
Selama acara “Perdagangan dan Konservasi Satwa Liar: A Call to Action” pada 8 November 2012, Sekretaris Clinton menguraikan strategi Gedung Putih untuk mengatasi masalah global perdagangan satwa liar. Upaya tersebut diperkirakan menelan biaya antara $7 dan $10 miliar dollar setahun.
“Satwa liar tidak dapat diproduksi. Dan sekali itu hilang, itu tidak dapat diisi ulang. Mereka yang mendapat untung darinya secara ilegal tidak hanya merusak perbatasan dan ekonomi kita, mereka benar-benar mencuri dari generasi berikutnya,” katanya.***