Tidak Hanya Tiongkok dan AS, Uni Emirat Arab akan Kirim Pesawat Luar Angkasa ke Mars Bulan Juli 2020

- 22 Juni 2020, 14:04 WIB
ILUSTRASI yang menggambarkan astronot dan habitat manusia di planet Mars.*
ILUSTRASI yang menggambarkan astronot dan habitat manusia di planet Mars.* /Dok. NASA/

ZONABANTEN.com - Pesawat luar angkasa tak berawak Al Amal akan menjadi pesawat luar angkasa Uni Emirat Arab (UEA) pertama ke Mars. 

Misi ini juga akan dilengkapi dengan pesawat penjelajah untuk mempelajari atmosfer planet merah yang dirancang untuk menginspirasi kaum muda di kawasan Teluk dan terobosan ilmiah.  Bila ditilik dari makna katanya, Al Amal artinya adalah harapan.

Misi ini merupakan langkah raksasa bagi UEA, dimana negara yang penuh dengan gedung pencakar langit dan megaproyek kolosalnya, berencana meluncurkan Al Amal dari pusat ruang angkasa Jepang pada  tanggal 15 Juli 2020. Proyek akbar itu kini memasuki tahap persiapan akhir.

Baca Juga: Robot Perseverance Jadi Unggulan NASA Dalam Eksplorasi Planet Mars

Seperti dikutip dari DW.com, UEA akan mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa tahun lalu dan juga berencana untuk membangun "Kota Sains" untuk mereplikasi kondisi di Mars, di mana mereka berharap untuk membangun pemukiman manusia pada tahun 2117.

Omran Sharaf, manajer proyek misi mengatakan, terlepas dari tujuan ilmiah yang ambisius, misi itu dirancang untuk mengingatkan kembali ke zaman keemasan pencapaian budaya dan ilmu pengetahuan di kawasan Arab.

"UEA ingin mengirim pesan kuat kepada para pemuda Arab dan untuk mengingatkan mereka tentang masa lalu, bahwa kita dulunya adalah generator ilmu pengetahuan," ujar Omran kepada AFP.

Baca Juga: Pesawat Tiongkok Tianwen-1 Akan Berlomba Dengan AS Dalam Misi Eksplorasi Planet Mars

"Orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama hidup berdampingan dan berbagi identitas yang sama," imbuh Sharaf.

Menurutnya, dunia Arab, saat ini di banyak negara dilanda konflik sektarian dan krisis ekonomi.

"Kesampingkan perbedaanmu, fokus membangun daerah, kamu memiliki sejarah yang kaya dan kamu bisa melakukan lebih banyak hal lagi," seru Sharaf.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Senin 22 Juni 2020, Episode Lanjutan Drakor While You Were Sleeping

Sementara itu, wakil manager misi Al Amal, Sarah al-Amiri mengatakan proyek tersebut punya dampak ilmiah untuk jangka panjang.

"Ini bukan misi yang berumur pendek, melainkan misi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun dan menghasilkan temuan ilmiah yang berharga – baik yang dilakukan oleh para peneliti di UEA atau secara global," ujar Amiri kepada AFP.

Dia menambahkan bahwa misi ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Mars dengan menggunakan tiga instrumen ilmiah.

Baca Juga: Jangan lewatkan Fenomena Langit Ini, Hujan Meteor akan Terjadi di Bulan Juni

Yang pertama adalah penggunaan spektrometer inframerah untuk mengukur atmosfer dekat permukaan planet merah itu dan menganalisis struktur suhunya.

Yang kedua, memanfaatkan pembuat citra resolusi tinggi yang akan memberikan informasi tentang ozon dan yang ketiga, penggunaan spektrometer ultraviolet untuk mengukur kadar oksigen dan hidrogen dari jarak hingga 43.000 kilometer dari permukaan.

Tiga alat ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengamati Planet Merah alias Mars.

Peluncuran proyek bergengsi ini menurut Sharaf akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan dari Tanegashima Space Center Jepang dan akan kembali ke bumi pada bulan Februari 2021. Semuanya, tergantung pada banyaknya variabel, termasuk cuaca.

Baca Juga: Update Covid-19 Minggu 21 Juni 2020 862 Orang Terkonfirmasi Positif pada Hari Ini

"Jika kita kehilangan peluang peluncuran, yaitu antara pertengahan Juli dan awal Agustus, maka kita harus menunggu dua tahun lagi," kata Sharaf.

Mereka (UEA) menaruh harapan  besar bahwa misi akan berlangsung sesuai jadwal, dan tidak akan terganggu oleh pandemi corona.***(Julian)

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: AFP DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x