“Pada 14 Juni, militer membakar lebih dari empat rumah di desa Dawnyaykhu. Pada 15 Juni, militer membakar Gereja Katolik di desa tersebut tanpa alasan yang jelas sekitar pukul 3 sore,” kata seorang pejabat KNDF.
Sementara itu, sebuah laporan yang diberikan kepada CNA mengatakan bahwa pada pertempuran itu tidak ada satu warga desa ataupun anggota gereja yang terlibat.
Para prajurit itu juga diduga mendapatkan perintah untuk menghancurkan serta menjarah barang berharga gereja, dan termasuk merampas stok makanan untuk masyarakat miskin.
Dalam laporan kepada Union of Catholic Asian News (UCA News), Gereja Saint Matthew merupakan salah satu dari 38 paroki di keuskupan Loikaw.
Sebanyak 16 paroki saat ini telah ditinggalkan oleh para imam, suster, dan umat, karena pertempuran yang sengit di daerah itu.***