“Saya sedikit gugup, karena itu adalah momen bersejarah, dan kami semua berharap itu akan membantu menyelamatkan nyawa suami dan tentara kami di Azovstal. Kami berharap pertemuan ini akan memberi kami kesempatan untuk menyelamatkan hidup mereka," kaya Yulva kepada wartawan.
Baca Juga: Dianggap Dukung Invasi Rusia ke Ukraina, Paus Fransiskus Kritik Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia
“Kami semua siap membantu mereka, saya harap. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menyelamatkan mereka,” katanya melanjutkan.
Dalam pembicaraan bersama Paus Fransiskus, kedua wanita itu berharap bahwa gereja dapat membantu mengevakuasi suami-suami mereka dari Mariupol.
Mereka juga memohon agar Paus Fransiskus bersedia mengunjungi Ukraina, terutama di Zaporizhzhia, atau bertemu dengan Vladimir Putin untuk membujuknya mengakhiri perang.
Sementara situasi di Azovstal sendiri, berdasarkan penggambaran Katheryna dan Yulva, dikatakan dalam kondisi yang memprihatinkan.
Mereka mengatakan bahwa ada setidaknya sekitar 700 orang yang terluka, di mana di antaranya dalam kondisi tubuh gangren dan teramputasi.
Sementara beberapa di antaranya telah meninggal, di mana tubuh mereka tersebar di sistem terowongan, di bawah pabrik baja.
Suplai makanan, air, dan medis telah menipis, sementara kota Mariupol sudah tidak lagi memiliki sistem rumah sakit yang berfungsi.