Ratusan ribu warga Palestina di 67 desa, harus terpisah dari tanah mereka, keluarga, bahkan situs-situs suci mereka.
Pemandangan toleransi yang meresahkan bahkan tak hanya datang dari warga muslim saja. Selama perayaan Lailatul Qadar bulan lalu, sebuah keresahan tak terlihat datang dari komunitas Kristen.
Dilansir dari Middle East Monitor, ketika ratusan ribu umat Islam berkumpul di Masjid Al-Aqsa untuk berdoa, komunitas Kristen Palestina justru tidak bisa masuk dalam gereja mereka.
Polisi membuat garis-garis pemisah, dimana hanya orang-orang Kristen asing yang diperbolehkan masuk dalam gereja itu.
Middle East Monitor melihat bahwa ini seperti sebuah rencana sistematis untuk mengosongkan situs suci Kristen dari umat-umat mereka.
Pemikiran ini wajar muncul jika melihat dari banyaknya fanatik Yahudi Israel, yang diizinkan untuk menodai situs suci agama selain yang mereka anut, yaitu Islam dan Kristen.***