Krisis Ukraina: Merebut Kembali Pinggiran Kota Kyiv Saat Pembicaraan Dilanjutkan

- 29 Maret 2022, 14:38 WIB
 Seorang prajurit Ukraina berdiri di dekat bangkai tank Rusia di garis depan di wilayah Kyiv// REUTERS/Gleb Garanich
Seorang prajurit Ukraina berdiri di dekat bangkai tank Rusia di garis depan di wilayah Kyiv// REUTERS/Gleb Garanich /
ZONABANTEN.com - Pasukan Ukraina merebut kembali pinggiran kota penting Kyiv dan mati-matian memegang kendali atas kota Mariupol yang terkepung, ketika para perunding bersiap untuk bertemu dengan rekan-rekan Rusia mereka untuk pembicaraan tatap muka di Istanbul pada Selasa 29 Maret 20222.
 
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Denys Monastyrsky, mengatakan pasukan "membebaskan" kota pinggiran kota Irpin, merebut pintu gerbang utama ke barat laut ibu kota dari kendali Rusia.
 
Melansir melalui laporan wartawan AFP yang menyaksikan penembakan besar-besaran yang berlanjut di daerah itu dan bertemu dengan penduduk yang melarikan diri, yang menggambarkan adegan-adegan mengerikan dari hujan bom dari langit dan orang-orang yang terbunuh dengan darah dingin ketika mencoba melarikan diri.
 
 
"Kami melihat mobil-mobil yang mencoba keluar sendiri, mereka dihancurkan oleh tank, dengan orang-orang di dalamnya," ucap Roman Molchanov, 55 tahun, suaranya pecah karena emosi.
 
Adiknya menambahkan bahwa "Orc Rusia" telah "menembak mati orang yang duduk di mobil mereka".
 
Pakar Barat menggambarkan hilangnya Irpin sebagai kemunduran signifikan bagi pasukan Rusia, yang masih berusaha untuk berkumpul kembali dan setelah upaya pertama yang gagal untuk mengepung ibu kota.
 
Sekarang sudah lebih dari sebulan sejak tank Presiden Rusia, Vladimir Putin, meluncur ke Ukraina, berharap untuk melumpuhkan atau menggulingkan pemerintah demokratis di Kyiv.
 
 
Pertempuran itu telah menewaskan sekitar 20.000 orang dan memaksa lebih dari 10 juta orang mengungsi dari rumah mereka.
 
Prospek berakhirnya perang secara damai atau kemenangan yang akan segera terjadi bagi kedua belah pihak, tampak samar.
 
Perunding Ukraina dan Rusia akan melanjutkan pembicaraan damai pada hari Selasa 29 Maret 2022, di bawah bayang-bayang tuduhan mengejutkan bahwa delegasi diracuni pada putaran negosiasi sebelumnya.
 
Mengutip dari laporan Wall Street Journal, oligarki Rusia, Roman Abramovich, dan negosiator Ukraina dikatakan telah menjadi sasaran awal bulan ini.
 
Abramovich, seorang pengusaha miliarder di bawah sanksi Barat dan para negosiator dilaporkan mengembangkan gejala termasuk mata merah dan kulit mengelupas, meskipun mereka kemudian pulih.
 
 
Ukraina mengecilkan tuduhan itu, dan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa pembicaraan Istanbul akan fokus pada pelonggaran situasi kemanusiaan, dan terdengar nada skeptis tentang harapan untuk sukses.
 
"Jika kita melihat bahwa suasana telah berubah dan mereka siap untuk pembicaraan yang serius, substantif dan pengaturan yang seimbang, maka semuanya akan bergerak maju," ujar Dmytro.
 
"Jika itu adalah pengulangan propaganda mereka," tambahnya, maka pembicaraan akan gagal lagi.
 
Putin telah menuntut "demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina", serta pengenaan status netral dan pengakuan Donbas dan Krimea sebagai bukan lagi bagian dari Ukraina.
 
"Kami tidak memperdagangkan orang, tanah, dan kedaulatan. Posisi kami konkret," ucap, Kuleba, yang menunjukkan bahwa ada sedikit ruang untuk kesepakatan di sana.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah