Setelah Rusia memperkuat pasukan di sekitar pelabuhan Mariupol, Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan bahwa Ukraina kehilangan akses ke Laut Azov. Akses tersebut merupakan penghubung ke Laut Hitam dan akan menjadi kerugian besar bagi Ukraina.
Selain itu, Rusia tampak mengalami kerugian besar akibat invasi ini. Hal tersebut dibeberkan oleh para pejabat Barat. Mereka melihat kelesuan yang terjadi pada pasukan Rusia.
Pada 2 Maret lalu Rusia mengakui bahwa hampir 500 pasukannya telah tewas. Namun hingga saat ini tidak ada laporan pertambahan jumlah kematian pasukan lagi.
Kyiv dan Moskow melaporkan beberapa kemajuan dalam pembicaraan yang dilakukan, menjamin perlindungan dan keamanan Ukraina di luar campur tangan NATO.
Akan tetapi Ukraina tetap meminta gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia segera dari Ukraina.
Sementara itu, Putin telah bersumpah untuk melanjutkan invasi sampai tujuannya tercapai. Ia menjanjikan puluhan ribu orang di stadion sepak bola Moskow bahwa Rusia “benar-benar akan mewujudkan semua rencana kami”.
Baca Juga: 8 Tahun Rusia Rebut Krimea dari Ukraina, Ini Sejarah Lengkapnya
Di sisi lain, Amerika Serikat berulang kali memperingatkan China untuk tidak memberikan “dukungan material” ke Rusia. Jika dilakukan, maka akan konsekuensi yang didapatkan dari negara adidaya itu.
Tersebar rumor bahwa China sedang pertimbangkan bantuan militer kepada Rusia. Namun, China menampiknya dengan berkata bahwa mereka juga ingin konflik Rusia-Ukraina segera berakhir.***