Kehilangan Akses ke Laut Azov, Volodymyr Zelensky Ungkap Butuh Ngobrol Santai dengan Rusia

- 19 Maret 2022, 18:28 WIB
Kehilangan Akses ke Laut Azov, Volodymyr Zelensky Ungkap Butuh Ngobrol Santai dengan Rusia
Kehilangan Akses ke Laut Azov, Volodymyr Zelensky Ungkap Butuh Ngobrol Santai dengan Rusia /pexels.com/@mdx014

ZONABANTEN.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajak diskusi dengan Moskow untuk berdamai dan menghentikan invasi ke negaranya.

Zelensky memperingatkan bahwa Rusia nantinya akan membutuhkan banyak generasi untuk pulih dari kerugian yang diterima akibat perang.

“Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya tiba untuk pertemuan, sekarang saatnya untuk berbicara,” kata Zelensky, dikutip ZONABANTEN.com melalui Reuters pada Sabtu, 19 Maret 2022.

Baca Juga: Tak Biasa, China Lagi-lagi Akan Gelar Kuliah Umum dari Luar Angkasa

“Waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina. Jika tidak, Rusia akan mengalami kerugian besar dalam memiliki generasi mendatang,” tambahnya.

Sejak melancarkan serangan pada 24 Februari lalu, pasukan Rusia menghadapi perlawanan berat ketika melanggar batas ibu kota Ukraina, Kyiv. Balasannya adalah mereka menghancurkan berbagai kota di Ukraina sampai tak bersisa.

Sirine peringatan serangan udara terdengar pada Sabtu pagi di wilayah Kyiv, Chernihiv dan Zhytomyr. Namun tidak ada laporan tentang serangan terbaru.

Berbagai sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia tidak membantu dalam menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi berbagai serangan mengerikan ke negara tetangganya itu.

Baca Juga: Al-Hambra, Istana Merah yang Jadi Saksi Peradaban Islam di Spanyol

Setelah Rusia memperkuat pasukan di sekitar pelabuhan Mariupol, Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan bahwa Ukraina kehilangan akses ke Laut Azov. Akses tersebut merupakan penghubung ke Laut Hitam dan akan menjadi kerugian besar bagi Ukraina.

Selain itu, Rusia tampak mengalami kerugian besar akibat invasi ini. Hal tersebut dibeberkan oleh para pejabat Barat. Mereka melihat kelesuan yang terjadi pada pasukan Rusia.

Pada 2 Maret lalu Rusia mengakui bahwa hampir 500 pasukannya telah tewas. Namun hingga saat ini tidak ada laporan pertambahan jumlah kematian pasukan lagi.

Baca Juga: Pesawat Rusia Antonov An-24 Jatuh dan Meledak di Udara, Puluhan Penumpang Meregang Nyawa, Peristiwa 18 Maret

Kyiv dan Moskow melaporkan beberapa kemajuan dalam pembicaraan yang dilakukan, menjamin perlindungan dan keamanan Ukraina di luar campur tangan NATO.

Akan tetapi Ukraina tetap meminta gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia segera dari Ukraina.

Sementara itu, Putin telah bersumpah untuk melanjutkan invasi sampai tujuannya tercapai. Ia menjanjikan puluhan ribu orang di stadion sepak bola Moskow bahwa Rusia “benar-benar akan mewujudkan semua rencana kami”.

Baca Juga: 8 Tahun Rusia Rebut Krimea dari Ukraina, Ini Sejarah Lengkapnya

Di sisi lain, Amerika Serikat berulang kali memperingatkan China untuk tidak memberikan “dukungan material” ke Rusia. Jika dilakukan, maka akan konsekuensi yang didapatkan dari negara adidaya itu.

Tersebar rumor bahwa China sedang pertimbangkan bantuan militer kepada Rusia. Namun, China menampiknya dengan berkata bahwa mereka juga ingin konflik Rusia-Ukraina segera berakhir.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah