Andrew Simmons dari Al Jazeera mengungkapkan suara ledakan di tepi ibukota Ukraina dan sirine serangan udara membuat beberapa warga panik dan melarikan diri untuk berlindung.
“Seluruh langit dibanjiri dengan warna merah dan oranye ketika rudal-rudal ini menyerang – beberapa di antaranya tampaknya merupakan rudal jelajah,” katanya.
Sebelumnya, pihak berwenang setempat mendesak warga di ibukota Ukraina, Kyiv untuk tingal di rumah agar terhindar dari bahaya penyerangan.
Namun, beberapa warga tak menggubris hal ini, sehingga antrian panjang mobil terbentuk di jalan-jalan utama menuju ke luar kota.
Baca Juga: Jadi Target Nomor Satu Rusia, Volodymyr Zelenskiy Putuskan Tak Akan Tinggalkan Kyiv
Menurut media lokal setempat, terpantau masyarakat Ukraina juga berlindung di stasiun bawah tanah kota dan tempat-tempat aman lainnya.
Iliya Kusa, seorang analis hubungan internasional di Institut Ukraina menyebut orang-orang meninggalkan Kyiv memang benar tetapi situasi kepanikan masih bisa dikontrol.
“Situasi di Kyiv, tempat saya berada sekarang, kurang lebih stabil. Tidak ada kepanikan, tidak ada masalah kritis saat ini," ucap Iliya pada Al-Jazeera, Kamis 24 Februari 2022.
"Angkutan umum beroperasi seperti biasa. Namun sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak ditutup dan rumah sakit dalam siaga tinggi sejak parlemen memberlakukan darurat militer," tambahnya.