Harga Minyak Melonjak Disebabkan Aksi Militer Rusia di Ukraina

- 24 Februari 2022, 19:37 WIB
Harga minyak melonjak, aksi militer Rusia di Ukraina
Harga minyak melonjak, aksi militer Rusia di Ukraina /

ZONABANTEN.com - Dilansir dari huffpost.com, Setelah Presiden Vladimir Putin melakukan aksi militer Rusia di Ukraina, harga minyak melonjak hampir $6 per barel pada Kamis, dan pasar saham dunia jatuh.

Kontrak berjangka AS turun dengan tajam, lalu banchmark pasar di Eropa dan Asia jatuh.

Karena kegelisahan terkait kemungkinan gangguan pasokan Rusia, minyak mentah Brent menukik menjadi lebih dari $100 per barel. Harga acuan minyak mentah AS sempat melebihi $98 per barel.

Rubel merosot 7,5% menjadi lebih dari $87 per dolar AS.

The future for Germany’s pada Indeks benchmark DAX kehilangan 5,3 persen, London FTSE 100 turun 3,3 persen.

Hal ini disebabkan terkejutnya Eropa oleh berita ledakan di Kyiv, Kharkiv dan daerah lain di Ukraina.

Baca Juga: Pemerintah Bocorkan Kriteria Syarat Kartu Prakerja Gelombang 24, Cek Nama Anda di Sini Agar Dapat Rp3,55 Juta

Vladimir Putin mengatakan bahwa operasi militer Rusia diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina timur, klaim ini telah diprediksi Washington, yang akan dibuat olehnya untuk membenarkan invasi.

Presiden Joe Biden mengecam serangan itu sebagai "tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,".

Biden juga mengatakan Moskow akan dimintai pertanggungjawaban, yang oleh banyak orang diartikan bahwa Washington dan sekutunya akan menjatuhkan sanksi tambahan.

Putin menuduh mereka mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO, dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.

"Bantuan dengan cepat berbalik arah,” kata Jeffrey Halley dari Oanda dalam sebuah laporan 'Ekuitas menurun di Asia'.

Pada Kamis pagi waktu Eropa, Minyak mentah AS dan Brent naik tajam mendekati $100 per barel.

Baca Juga: Aokigahara, Hutan Lebat di Jepang, Terkenal Sebagai Tempat Bunuh Diri

Benchmark minyak mentah AS adalah $5,66 lebih tinggi pada $96,76 per barel dalam perdagangan elektronik di bursa perdagangan New York.

Pada hari Rabu kontrak turun 25 sen menjadi $92,10.

Minyak mentah Brent, harga dasar untuk minyak Internasional, naik $5,41 menjadi $99,46 per barel di London. Itu kehilangan 20 sen menjadi $94,05 pada sesi sebelumnya

Pada hari Rabu, indeks acuan S&P 500 Wall Street turun 1,8% ke level terendah, delapan bulan setelah Kremlin mengatakan pemberontak di Ukraina timur meminta bantuan militer.

Moskow telah mengirim tentara ke beberapa daerah yang dikuasai pemberontak, setelah mengakui mereka sebagai daerah yang merdeka.

Sebelumnya Washington, Inggris, Jepang, dan 27 negara Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap bank, pejabat, dan pemimpin bisnis Rusia.

Dan melakukan opsi potensial untuk lebih banyak hukuman, termasuk melarang Rusia dari sistem global untuk transaksi bank.

Baca Juga: Film Garis Waktu Sudah Tayang Di Bioskop, Berikut Sinopsis Lengkapnya

Di Asia, Nikkei 225 di Tokyo turun 1,8% menjadi 25.970,82 dan Hang Seng di Hong Kong turun 3,5% menjadi 22.823,26. Shanghai Composite Index turun 1,7% menjadi 3.429,96.

Daripada Eropa, ekonomi Asia akan mengalami risiko yang lebih rendah, tetapi jika produsen minyak ketiga terganggu, yaitu Rusia. Mereka yang membutuhkan minyak impor mungkin akan terkena harga yang lebih tinggi, kata penelaah.

Kospi di Seoul kehilangan 2,6% menjadi 2.648,80 dan S&P-ASX 200 Sydney turun 3% menjadi 6.990,60.

Sensex India turun 3,1%, Selandia Baru kehilangan 3,3%, dan pasar Asia Tenggara juga turun.

Investor sudah gelisah tentang kemungkinan dampak dari rencana Federal Reserve, untuk mencoba mendinginkan inflasi, dengan menarik suku bunga ultra-rendah dan stimulus lain yang mendorong harga saham.

Dolar melemah menjadi 114,56 yen dari 114,98 yen pada Rabu. Euro jatuh ke $1,1211 dari $1,1306.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Huffpost.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah