Rusia Serang Ukraina, Perang Dunia 3 Dimulai?

- 24 Februari 2022, 15:36 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. / /Pixabay/Dimitri Sevastopol
 
ZONABANTEN.com - Presiden Rusia Vladimir Putih mengumumkan operasi militer di Ukraina dengan maksud 'melindungi warga sipil', Kamis, 24 Februari 2022.
 
Dalam pidato yang disiarkan melalui televisi, dikutip dari Korea Times, Putin menyatakan bahwa tindakan yang ia ambil sebagai tanggapan atas ancaman yang diberikan oleh Ukraina.
 
Putih mengatakan bahwa Rusia tidak punya tujuan untuk menduduki Ukraina dan tanggung jawab atas pertumpahan darah berada di tangan rezim Ukraina.
 
 
Selain itu, Putin memperingatkan kepada negara-negara lain yang berusaha mengganggu tindakan Rusia akan mendapatkan konsekuensi dari mereka.
 
Ia menuduh AS dan sekutunya mengabaikan tuntutan Rusia untuk menghentikan Ukraina bergabung dengan NATO dan tawaran jaminan keamanan kepada Moskow.
 
Putin juga menganggap bahwa operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan "demiliterisasi" Ukraina.
 
Semua prajurit Ukraina, lanjut Putin, yang meletakkan senjata dapat meninggalkan zona tempur dengan aman.
 
 
Tidak ada tanggapan langsung dari Gedung Putih terhadap pengumuman Putin. Namun para pejabat AS berulang kali berjanji untuk memberikan ganjaran terhadap ekonomi Rusia dan sekutu Putin sebagai balasan atas invasi ke Ukraina.
 
Kremlin mengatakan pemberontak di Ukraina Timur meminta bantuan militer Rusia pada Rabu lalu untuk menangkis agresi dari Ukraina.
 
Tidak lama kemudian, Presiden Ukraina menolak klaim Moskow bahwa negaranya adalah ancaman bagi Rusia.
 
Ia juga menuturkan  invasi Rusia akan memakan puluhan ribu nyawa warga Ukraina.
 
 
"Rakyat Ukraina dan Pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian," ujar Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya semalam dalam bahasa Rusia.
 
"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan anak-anak kami, kami akan membela diri. Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," tambahnya kepada warga Rusia.
 
Zelensky mengatakan dia telah meminta untuk mengatur panggilan dengan Vladimir Putin pada Rabu malam, tapi tidak ada respon dari Kremlin.
 
 
Zelensky juga memperingatkan bahwa langkah yang diambil Putin menandai dimulainya perang besar di benua Eropa.
 
"Provokasi apapun, percikan apapun bisa memicu kobaran api yang akan menghancurkan segalanya," tutur Zelensky.
 
Dewan Keamanan PBB dengan cepat menjadwalkan pertemuan darurat pada Rabu malam atas permintaan Ukraina.
 
Kekhawatiran tentang serangan Rusia yang akan segera terjadi pada tetangganya meningkat usai Putin mengakui kemerdekaan daerah separatis pada Senin.
 
 
Hal itu didukung dengan pengerahan pasukan ke wilayah pemberontak dan menerima persetujuan parlemen untuk menggunakan kekuatan militer di luar negeri.
 
Pihak Barat menanggapi dengan sanksi.
 
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan para pemimpin pemberontak menulis surat kepada Putin, memohon untuk campur tangan usai Ukraina menyebabkan kematian warga sipil dan merusak infrastruktur vital.
 
Informasi terbaru yang dirilis oleh perusahaan satelit Maxar menunjukkan pasukan Rusia dan perangkat kemiliteran dikerahkan dengan jarak 10 mil dari perbatasan Ukraina dan kurang dari 50 mil dari kota Kharkiv.
 
 
Pada Kamis pagi, wilayah udara Ukraina sudah ditutup untuk lalu lintas udara.
 
Salah satu situs pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat El Al Boeing 787 Israel yang terbang dari Tel Aviv ke Toronto tiba-tiba keluar dari wilayah udara Ukraina sebelum berbelok melintasi Rumania, Hungaria, Slovakia, dan Polandia.
 
Satu-satunya yang dilacak di Ukraina adalah pesawat pengintai tak berawak dengan nomor RQ-4B Global Hawk AS yang mulai terbang ke barat pada Kamis pagi.
 
Ancaman perang telah menghancurkan ekonomi Ukraina dan meningkatkan korban besar-besaran, kekurangan energi di seluruh Eropa, dan kekacauan ekonomi secara global.
 
 
Di timur Ukraina, satu tentara Ukraina tewas dan enam lainnya terluka setelah serangan dari pemberontak, ujar pihak militer Ukraina, Rabu, 23 Februari 2022.
 
Putin menuntut tiga syarat agar invasi berakhir, yaitu mendesak Kyiv, ibu kota Ukraina untuk batal bergabung dengan NATO, demiliterisasi sebagian, mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea, Semenanjung Laut hitam yang diambil Moskow dari Ukraina di tahun 2014, yang sudah ditolak oleh Ukraina sejak lama.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x