Untuk lokasi, Tokyo menduduki peringkat tertinggi sebagai prefektur dengan tenaga kerja asing terbanyak di Jepang dengan angka 485,382.
Disusul dengan prefektur Aichi dan Osaka masing-masing di angka 177,769 dan 111,862.
Permintaan tenaga kerja asing meningkat karena kekurangan tenaga kerja asli Jepang yang disebabkan menuanya usia populasi di Jepang.
Baca Juga: Objek Misterius Kirimkan Sinyal Aneh Tiap 18 Menit ke Bumi dari Luar Angkasa, Ini Tanggapan Ilmuwan
Namun, seperti yang sudah diberitakan, hal tersebut tak kunjung terpenuhi lantaran pemerintah masih memberlakukan penutupan akses masuk untuk tenaga kerja asing yang baru.
Padahal, November kemarin, pemerintah Jepang sempat melonggarkan kebijakan terkait pandemi dan membuka pendaftaran pekerja asing baru dari berbagai perusahaan dan institusi pendidikan dari luar negeri.
Namun, kemunculan varian Omicron membuat mereka membatalkan keputusan tersebut.
Belum lama ini, 34 dari total 47 prefektur memberlakukan status ‘Quasi-emergency’ atau status darurat sebagian sebagai respon mereka dari kemunculan varian Omicron tersebut.
Segala kebijakan yang berhubungan dengan pembatasan atau protokol Covid-19 yang diperketat akan diberlakukan hingga 20 Februari 2022.
Tidak sampai disitu, pemerintah Jepang menggalakan pemberian vaksin dosis booster untuk masyarakatnya dengan mempercepat pembagian tiket vaksin.