Meski Diprotes Korea, Jepang Tetap Ajukan Bekas Tambang Emas Ini Sebagai Warisan Budaya UNESCO

- 29 Januari 2022, 20:13 WIB
 Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishid
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishid /REUTERS.

Baca Juga: Sebentar Lagi, Luis Diaz Akan Menjadi Pemain Anyar Liverpool

Mereka merasa bahwa banyak orang Korea yang dipekerjakan paksa oleh Jepang pada periode kolonial antara 1940 – 1945 dulu.

Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa orang-orang dari Korea ada yang dibawa secara paksa oleh Jepang untuk bekerja di tambang Sado karena para pria berusia produktif bekerja dibawa ke medan perang di Asia Pasifik.

Di Jepang sendiri, tambang Sado dikenal sebagai bagian dari revolusi industri karena perkembangan teknologi di bidang pertambangan yang memberi pengaruh signifikan terhadap kemajuan Jepang.

Namun, Jepang tidak menyebutkan penggunaan orang-orang dari Korea untuk bekerja di tambang itu.

Tambang tersebut menjadi produsen emas terbesar di Jepang sebelum akhirnya ditutup pada tahun 1989.

Baca Juga: Hampir 35.000 Kaki, Mengapa Pesawat Harus Terbang Begitu Tinggi?

Pengajuan tambang Sado mengingatkan keputusan Jepang pada tahun 2015. Kala itu, mereka mendaftarkan Gunkanjima atau pulau kapal perang di prefektur Nagasaki, Jepang.

Waktu itu, pihak Korea Selatan meminta Jepang untuk memberi edukasi kepada rakyatnya mengenai perlakuan ‘kejam‘ yang dilakukan terhadap rakyat mereka dulu. Jepang pun diberitakan berjanji untuk melakukannya.

PM Kishida pun mengusulkan bahwa perlu diadakan rapat diskusi secara ‘tenang dan terperinci‘ mengenai pengajuan tambang Sado. Ia mengatakan bahwa kabinetnya akan memberi izin untuk mengajukan tambang sado ke UNESCO.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah