Konflik Koalisi Arab Saudi dengan Milisi Houthi di Yaman Sebabkan 4 Anak Terbunuh Setiap Hari, Klaim UNICEF

- 25 Januari 2022, 17:49 WIB
Konflik Koalisi Arab Saudi dengan Milisi Houthi di Yaman Sebabkan 4 Anak Terbunuh Setiap Hari, Klaim UNICEF.
Konflik Koalisi Arab Saudi dengan Milisi Houthi di Yaman Sebabkan 4 Anak Terbunuh Setiap Hari, Klaim UNICEF. /PIXABAY/janeb13

ZONABANTEN.com - Arab Saudi memimpin koalisi negara-negara Timur Tengah dalam konflik dengan kelompok milisi Houthi di Yaman.

Konflik Timur Tengah antara koalisi Arab Saudi dengan kelompok pemberontak itu telah menyebabkan banyaknya jatuh korban warga sipil.

Baru-baru ini, Koalisi Timur Tengah pimpinan Arab Saudi melepaskan serang udara ke kawasan Saada, bagian utara wilayah Houthi.

Itu adalah serangan udara paling mematikan di Yaman dalam lebih dari dua tahun terakhir, tulis Yahoo News mengutip video Reuters, 24 Januari 2022.

Baca Juga: Laut China Selatan Makin Panas, Taiwan Siapkan Rudal Setelah Serangan Angkatan Udara China, Pasukan AS Standby

Sedikitnya 60 orang tewas dalam serangan tersebut. Itu hanya dalam satu serangan dalam konflik tujuh tahun antara koalisi dan kelompok Houthi.

Pemberontakan Houthi telah berlangsung sejak 2014, sebelum Arab Saudi bersama koalisinya ikut melakukan intervensi pada 2015.

Laporan lain mengklaim setidaknya empat anak telah terbunuh setiap harinya dalam konflik militer yang terus bergejolak di Yaman.

Demikian laporan UN Children’s Fund (UNICEF), organisasi PBB yang mengurus bantuan kemanusiaan untuk anak-anak, dilansir UN News pada November 2021.

Baca Juga: Advan Rilis Sketsa2, Tablet dengan Stylus, Berikut Spesifikasinya

"Lebih dari 10.000 anak telah terbunuh atau cacat sejak eskalasi konflik pada Maret 2015, antara koalisi yang dipimpin oleh pemerintah Arab Saudi, dan pemberontak Houthi," tulis laporan itu.

"(Itu) setara dengan empat anak setiap hari," demikian ditegaskan.

Ini hanya insiden yang dapat diverifikasi oleh PBB, sehingga angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi, menurut organisasi tersebut.

Bahkan, setidaknya delapan anak dilaporkan tewas atau terluka akibat meningkatnya kekerasan di Yaman dalam lima hari terakhir menjelang November 2021.

Baca Juga: Geger! Akui Dibaiat Dengan Nama Iblis, Ulama Mantan Anggota Freemason Ini Beberkan Semua Rahasia Mereka

Di wilayah Marib, Yaman saja, di mana konflik juga sempat melonjak, sebanyak 11 anak tewas atau cacat dalam sebulan terakhir.

"Setiap kali konflik di Yaman berkobar dan kekerasan meningkat, anak-anaklah yang membayar harga terberat," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.

"Keluarga terkoyak oleh kekerasan yang mengerikan. Anak-anak tidak bisa dan tidak boleh terus menjadi korban konflik ini," ujarnya tegas.

UNICEF mencatat serangan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, dan properti sipil, juga dapat melanggar hukum humaniter internasional.

Makanya, mereka menyerukan semua pihak dalam konflik untuk melindungi warga sipil, dan memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ungkap Satu Kalimat yang Mampu Mendorong Doa Agar Cepat Terkabul

Selain itu, juga harus menghentikan serangan terhadap infrastruktur sipil dan di daerah padat penduduk.

Gelombang kekerasan terbaru ini membuat situasi putus asa bagi anak-anak dan keluarga menjadi lebih buruk.

Menurut PBB, bahkan krisis kemanusiaan di Yaman kan terus menjadi yang terburuk di dunia.

Diperkirakan 1,7 juta anak kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 2 juta anak harus putus sekolah.

Hampir 2,3 juta anak laki-laki dan perempuan di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi akut.

Sedangkan lainnya, sekitar 8,5 juta anak tidak memiliki akses ke air bersih, sanitasi, atau kebersihan.

Baca Juga: Jabodetabek Terapkan Level 2, PPKM Jawa-Bali Dilanjutkan

PBB telah berulang kali menegaskan bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis di Yaman.

Organisasi internasional itu juga telah menyerukan kembalinya negosiasi damai, melalui Kantor Utusan Khusus PBB untuk negara tersebut.

UNICEF sendiri, untuk melanjutkan pekerjaan menyelamatkan nyawa anak-anak di Yaman, membutuhkan setidaknya 235 juta Dolar AS hingga pertengahan 2022.

Jumlah tersebut jika dirupiahkan, nilainya mencapai hampir Rp3,4 triliun.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: news.un.org Yahoo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah