Ratusan Wanita Sudan Turun ke Jalan, Tuntut Keadilan Soal Kasus Pelecehan Seksual

- 24 Desember 2021, 10:04 WIB
Ilustrasi. Wanita Sudan Lakukan Aksi Protes di Ibukota
Ilustrasi. Wanita Sudan Lakukan Aksi Protes di Ibukota /gadjet/pixabay.com

 

ZONABANTEN.com – Ratusan wanita Sudan, turun ke jalan di ibukota, Khartoum, untuk memprotes kekerasan dan pelecehan seksual, serta tuduhan pemerkosaan yang dilakukan oleh petugas keamanan pada aksi demonstrasi, Minggu, 19 Desember 2021 lalu.

Seperti yang dikutip dari Al Jazeera, Kepala Unit Kekerasan Berbasis Gender di Kementerian Pembangunan Sosial, Suliema Ishaq, mengatakan bahwa sebanyak delapan wanita dari rentang usia sekitar 18 hingga 27 tahun, mendatangi departemennya untuk meminta perawatan.

Namun Ishaq yakin, jumlah wanita yang menjadi korban lebih dari itu.

Baca Juga: PBB Kutuk Peristiwa Pemerkosaan Saat Demonstrasi di Sudan

Dugaan pelecehan seksual dan pemerkosaan pada demonstran wanita pada Minggu lalu pun menyulut kemarahan wanita Sudan lainnya.

Mereka melakukan aksi protes pada Kamis, 23 Desember 2021 ke Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Khartoum, menuntut penyelidikan atas kasus pelecehan seksual tersebut.

Shaihinza Jamal, anggota Komite Perlawanan dan Tokoh Terkemuka dalam Gerakan Hak-Hak Perempuan di Sudan, mengatakan bahwa aksi mereka merupakan upaya memberikan tekanan pada aparat agar pelecehan seksual pada demonstran wanita tidak lagi terjadi di kemudian hari.

Baca Juga: Usai Dikandaskan Thailand 2-0, Ketua Federasi Sepakbola Vietnam Marah Besar Pada Wasit Al Adba Saoud Ali

Dalam aksi protesnya, para wanita meneriakkan slogan-slogan untuk memberi dukungan pada korban, “Mereka tidak dapat menghancurkanmu!”

Selain dilaksanakan di Khartoum, aksi protes wanita Sudan juga digelar di Omdurman dan Khartoum Utara.

Peristiwa pelecehan seksual dan tuduhan pemerkosaan terhadap demonstran wanita bukan hanya terjadi kali ini.

Pada Juni 2019 silam, tuduhan pemerkosaan juga dilaporkan ketika para aparat keamanan membubarkan aksi duduk pro-demokrasi di luar markas militer di Khartoum.

Baca Juga: Salut! Coldplay Gunakan Teknologi Canggih Ramah Lingkungan untuk Tur Konser Tahun 2022

Kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pelecehan seksual dan pemerkosaan telah digunakan sebagai senjata perang dalam konflik di wilayah Darfur, Sudan.

Mengenai hal tersebut, pihak berwenang Sudan belum memberikan komentarnya.

Beberapa negara bagian barat pun mendesak mereka untuk melakukan penyelidikan penuh dan independen.

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat juga mengutuk kasus pelecehan tersebut dan menganggap hal itu sebagai upaya untuk mengusir wanita dari demonstrasi dan membungkam suara mereka.

Baca Juga: Sikap Luar Biasa yang Dilakukan oleh 'Umar Bin Khathab' dalam Menjaga Para Wanita

Diketahui, wanita Sudan merupakan kekuatan pendorong saat aksi protes berlangsung.

Pada 2019, wanita Sudan terlibat dalam aksi protes yang berhasil menggulingkan penguasa lama, Omar Al-Bashir dan perjanjian pembagian kekuasaan berikutnya antara jenderal dan warga sipil.

Dan baru-baru ini, mereka terlibat dalam aksi demonstrasi untuk menentang kudeta militer pada Oktober dan kesepakatan bulan lalu untuk mengembalikan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah