Sempat Diambil Alih Pasukan Ethiopia, Pemberontak Tigray Rebut Kembali Lalibela

- 13 Desember 2021, 10:44 WIB
Pemberontak Tigray Rebut Kembali Lalibela
Pemberontak Tigray Rebut Kembali Lalibela /dMz/pixabay.com

 

ZONABANTEN.com – Lalibela, sebagai warisan dunia UNESCO yang terletak di Ethiopia, kembali direbut oleh pemberontak Tigray pada Minggu, 12 Desember 2021, setelah sebelumnya sempat diambil alih oleh pasukan Ethiopia.

Hal itu menandai perubahan dramatis konflik yang telah berlangsung selama 13 bulan dan telah menewaskan ribuan orang, serta memicu krisis kemanusiaan di negara tersebut.

Seperti yang dikutip dari Arab News, seorang warga mengatakan, pemberontak Tigray sudah kembali di sana (Lalibela) dan diduga datang dari timur, ke arah Woldiya.

Baca Juga: Mengenal Lalibela, Kota Bersejarah yang Terperangkap dalam Perang Ethiopia

Para warga kini ketakutan dan sebagian besar telah melarikan diri.

Pemimpin militer kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada media pro-TPLF, bahwa mereka telah meluncurkan “serangan balasan yang komprehensif” di berbagai lokasi, termasuk di sepanjang jalan yang menghubungkan Gashena dan Lalibela.

Seperti yang diketahui, Lalibela merupakan situs ziarah utama bagi umat Kristen Ethiopia dengan 11 bangunan gereja gua monolotik abad pertengahan yang dipahat di batu merah.

Saat ini, pasukan Ethiopia telah merebut beberapa lokasi strategis di Afar dan Amhara termasuk kota Arjo, Fokisa dan Boren, seperti yang dikabarkan oleh kantor perdana menteri, Abiy Ahmed.

Baca Juga: Selain Irfan Jaya, Berikut 3 Pemain Indonesia yang Bermain Bagus di Laga Lawan Laos

Konflik di Ethiopia pecah ketika Abiy mengirim pasukan ke Tigray untuk menggulingkan TPLF pada November 2020 silam, sebagai tanggapan atas serangan terhadap kamp-kamp tentara oleh TPLF.

Namun tanpa diduga, TPLF melakukan serangan balasan yang mengejutkan dan merebut beberapa wilayah di Tigray.

Hal itu membuat negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Perancis dan Inggris mendesak warganya untuk meninggalkan Ethiopia sesegera mungkin karena konflik yang terus membara, walaupun pemerintah Abiy Ahmed telah menjamin keamanan.

Baca Juga: Ikuti Langkah Amerika, Jepang Berpeluang Besar Tidak Mengirim Pejabat Negara ke Olimpiade Beijing 2022

Menurut perkiraan PBB, konflik tersebut telah membuat lebih dari dua juta orang mengungsi dan mendorong ratusan ribu orang ke dalam kondisi, seperti kelaparan.

PBB juga menyampaikan, sebanyak 9,4 juta orang masuk ke dalam situasi kritis pangan di wilayah Tigray, Afar dan Amhara.

Sementara itu, upaya diplomatik intensif yang dilakukan Uni Afrika untuk mencoba mencapai gencatan senjata kedua pihak pun telah gagal.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ArabNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x