Korea Utara Tolak Ajakan Korea Selatan untuk Mengakhiri Perang Korea, Disebut Terlalu Cepat

- 24 September 2021, 11:42 WIB
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan.
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan. /Pixabay/www_slon_pics/

ZONABANTEN.com - Ajakan Korea Selatan yang secara resmi menyatakan berakhirnya Perang Korea, menurut Korea Utara terlalu cepat.

Karena tidak ada jaminan yang mengarah pada penarikan kebijakan permusuhan AS terhadap Pyongyang.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada Selasa, 21 September 2021 mengulangi ajakan untuk mengakhiri Perang Korea secara resmi dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.

Baca Juga: Australia Berhasil Capai Tingkat Vaksinasi Tertinggi di Saat Demo Anti-Lockdown di Melbourne Cetak Rekor Baru

Serta mengusulkan agar kedua Negara Korea dengan Amerika Serikat, atau dengan Amerika Serikat dan China, membuat perjanjian semacam itu.

Kedua Negara Korea secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953, mereka berakhir dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai.

"Tidak ada yang akan berubah selama keadaan politik di sekitar DPRK tetap tidak berubah dan kebijakan permusuhan AS tidak diubah, meskipun penghentian perang dinyatakan ratusan kali," kata Ri Thae Song, wakil menteri luar negeri  Korea Utara.

Baca Juga: Meksiko Temukan Manuskrip yang Hilang Pada Abad ke 16, di Antaranya Berkaitan dengan Penakluk Hernan Cortes

"Penarikan AS dari standar ganda dan kebijakan bermusuhan adalah prioritas utama dalam menstabilkan situasi semenanjung Korea dan memastikan perdamaian di atasnya."

Pada Jumat, 24 September 2021, Moon mengatakan dia yakin bahwa Pyongyang akan menyadari kepentingannya untuk berdialog dengan Washington.

Tetapi tidak yakin saat itu akan datang selama masa jabatannya, yang berakhir pada 2022.

Baca Juga: Hasil Liga Spanyol, FC Barcelona Vs Cadiz, Memphis Mandul, Skor 0-0

Moon berbicara kepada wartawan di atas jet kepresidenan Korea Selatan. saat akan terbang kembali ke Seoul dari Amerika Serikat setelah berpidato di Majelis Umum PBB.

Sedangkan pada Selasa, 21 September 2021, Presiden AS Joe Biden berpidato di hadapan majelis PBB .

Dan mengatakan Amerika Serikat menginginkan "diplomasi berkelanjutan" untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.

Baca Juga: Mantan Tahanan Guantanamo Ceritakan Siksaan yang Diterimanya Selama Dipenjara: Disetrum, hingga Digantung

Namun Korea Utara menolak tawaran AS untuk terlibat dalam dialog dan kepala pengawas atom PBB mengatakan minggu ini bahwa program nuklir Pyongyang akan "berjalan penuh.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x