ZONABANTEN.com— Rombongan mantan tahanan Guantanamo dan beberapa anggota Taliban mengunjungi penjara di provinsi Parwan tersebut dan mengingat perlakuan yang dihadapi mereka.
Hajimumin Hamzah berjalan melalui koridor yang panjang dan gelap dan dengan hati-hati memeriksa area tersebut seolah-olah dia belum pernah melihatnya sebelumnya.
Hari ini, pria berusia 36 tahun itu menjadi pemandu bagi sesama pejuang Taliban di tempat yang namanya lebih suka dia lupakan.
Matanya berhenti di kursi soliter yang tergeletak di jalan setapak.
“Mereka biasa mengikat kami ke kursi ini, tangan dan kaki kami, dan kemudian menyetrum kami. Kadang-kadang mereka juga menggunakannya untuk pemukulan,” ujar Hamza.
Hamza menceritakan penyiksaan yang dialaminya selama ditahan di penjara Bagram antara 2017 hingga awal jatuhnya Kabul bulan lalu, ketika dia berhasil melarikan diri.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 22 Dibuka? Ini Prediksi Informasi Lengkapnya
Amerika Serikat mendirikan Fasilitas Penahanan Parwan, yang dikenal sebagai Bagram, atau Guantanamo di Afghanistan, pada akhir tahun 2001 untuk menampung para pejuang bersenjata setelah Taliban melancarkan pemberontakan menyusul digulingkannya kelompok itu dari kekuasaan dalam invasi militer.