Terungkap! Ini Pembicaraan Terakhir Presiden AS dan Afghanistan Sebelum Direbut Taliban

- 1 September 2021, 09:06 WIB
Pesawat terakhir militer AS di Afghanistan. Tiongkok ikut menanggapi berakhirnya penarikan pasukan AS dari Afghanistan, menyebut hal itu sebagai awal yang baru.
Pesawat terakhir militer AS di Afghanistan. Tiongkok ikut menanggapi berakhirnya penarikan pasukan AS dari Afghanistan, menyebut hal itu sebagai awal yang baru. /Senior Airman Taylor Crul/U.S. Air Force/Handout via REUTERS /File Photo/

ZONABANTEN.com – Hasil pembicaraan terakhir antara Biden dan Ashraf Ghani masih belum menampakkan aksi nyata sampai hari ini.

Sedikit menarik mundur, sejak tanggal 15 Agustus tepat ketika Ghani meninggalkan istana kepresidenan dan terbang menuju UEA, rakyat Afghanistan dilanda ketakutan luar biasa.

Ditambah lagi bom bunuh dini yang diinisiasi oleh kelompok ISIS, menewaskan 13 tentara Amerika Serikat dan ratusan warga sipil yang terluka.

Pada hari Senin, 23 Agustus 2021, kedua pemimpin negara tersebut melakukan pembicaraan intensif selama 14 menit.  

Baca Juga: Atletico Merekrut Kembali Griezmann dengan Status Pinjaman dari Barcelona

Dilansir dari Reuters, dalam pembicaraan tersebut Biden menawarkan bantuan kepada Ghani apabila Presiden Afghanistan ini benar-benar memiliki keinginan untuk kembali mengendalikan situasi pemerintahannya.

“Kami akan terus memberikan dukungan udara dari jarak dekat, jika kami tahu apa rencananya,” ujar Biden dengan tegas.

Di sisi lain, Taliban sendiri menyanyangkan langkah AS dalam melakukan seragan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan. Menurut mereka (Taliban), tindakan ini melanggar perjanjian damai Doha yang diadakan tahun 2020.

Biden juga menyarankan kepada Ghani untuk kembali melakukan konferensi guna mendapatkan dukungan sekaligus kepercayaan dari rakyat Afghanistan.

Baca Juga: 3 Resep Hidup Tenang, Ala Filsuf Stoa Epictetus: Some Things are Up to Us, Some Things are Not Up to Us

Sehingga Ghani dapat menempatkan beberapa ‘pejuang’ militer di garis terdepan dalam mengendalikan kondisi Afghanistan.

Usut punya usut, ‘pejuang’ yang dimaksud dalam percakapan tersebut adalah Menteri Pertahanan Afghanistan yakni Jenderal Bismillah Khan Mohammadi.

Dalam pembicaraan tersebut, Biden juga memuji angkatan bersenjata Afghanistan yang mengalami kemajuan pesat selama mendapat pelatihan yang juga didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

“Anda memiliki 300.000 pasukan bersenjata lengkap versus 70-80.000 (pasukan Taliban) dan mereka tentu akan bertarung dengan baik,” kata Biden.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Borong Piala di Ajang Indonesian Drama Series Awards 2021

Dari seluruh percakapan yang berlangsung, presiden Amerika Serikat lebih berfokus untuk mengembalikan persepsi pemerintah Afghanistan di mata dunia dan masyarakat.

Biden menyakini bahwa perlawanan ini tidak hanya berdampak buruk terhadap stabilitas negara Afghanistan saja, melainkan juga citra pemerintah di mata dunia.

“Kami akan terus berjuang keras, secara diplomatis, politik, ekonomi, untuk memastikan pemerintah anda tidak hanya bertahan, tetapi juga berkelanjutan dan tumbuh,” ujar Biden.

Di sisi lain, Gedung Putih juga meirilis pernyataan yang berfokus mengenai komitmen Biden untuk terus mendukung pasukan Afghanistan dan membantu pemerintah tersebut dalam mencari dana melalui Kongres.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah