Unforgettable Moment Olimpiade Tokyo 2020, Atlet Qatar dan Italia Berbagi Medali Emas

- 9 Agustus 2021, 11:44 WIB
Ilustrasi Berbagi Medali Olimpiade
Ilustrasi Berbagi Medali Olimpiade /Jurnal Soreang /olympic.org

ZONABANTEN.com – Perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 telah berakhir.

Kompetisi olahraga multievent yang dimulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 di Tokyo Jepang ini menghadirkan sejumlah moment indah yang akan dikenang sepanjang masa.

Berikut beberapa rangkuman Unforgettable Moment Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2021, 1 Muharram 1443 H, Bisa Dibagikan di Sosial Media

1. Mutaz Barshim dan Gianmarco Tamberi berbagi medali emas lompat tinggi

Pada akhir final lompat tinggi Olimpiade yang dramatis, atlet Qatar Mutaz Barshim dan atlet Italia Gianmarco Tamberi memilih berbagi medali emas.

Ceritanya, kedua atlet, juga atlet Belarus Maksim Nedasekau, sebelumnya sudah membuat lompatan setinggi 2,37 meter, tetapi saat mistar dinaikkan ke 2,39 meter sehingga menjadi rekor Olimpiade baru jika berhasil dilewati.

Tak seorang pun dari ketiga pelompat tinggi putra itu yang mampu melewati tinggi lompatan tersebut.

Baca Juga: Meski Telah Usai, Aktivis Anti Olimpiade Tetap Eksis Suarakan Dampak Sosial dan Lingkungan 

Barshim lantas bertanya kepada seorang ofisial, 'Bisakah kita punya dua pemenang emas?'.

Ofisial itu setuju, dan Tamberi melompat memeluk Barshim dalam suasana gembira sejati begitu mengetahui bahwa dia dan teman baiknya itu dinobatkan sebagai juara bersama.

Nedasekau sendiri dianugerahi medali perunggu.

Baca Juga: Cek Fakta: WOW, Medical Checkup Cukup Semenit Pakai Sendok? Cek Faktanya Disini

2. Elaine Thompson-Herah mencetak sejarah Olimpiade

Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, tidak ada perempuan yang berhasil mempertahankan gelar juara lari 100m dan 200m putri berturut-turut.

Elaine Thompson-Herah adalah atlet luar biasa.

Sprinter Jamaika yang memenangkan emas kedua nomor itu dalam Olimpiade Rio 2016 itu menyabet medali emas keduanya dalam nomor 100m pada 31 Juli dengan catatan 10,61 detik.

Rekor ini sekaligus memecahkan rekor Olimpiade 10,62 detik yang dipegang ikon Amerika Serikat lorence Griffith Joyner yang sudah 33 tahun tak terpecahkan yang tercipta di Seoul 1988.

Catatan waktu itu juga melesatkan dia ke tempat kedua dalam daftar pelari tercepat kedua sepanjang masa di belakang Griffith Joyner.

Baca Juga: Empat Keistimewaan Bulan Muharram, Penanda Tahun Baru Islam 

Tiga hari kemudian, Thompson-Herah kembali mengguncang Stadion Olimpiade ketika merebut medali emas 200m putri dengan menorehkan waktu 21,53 detik yang hanya 0,19 detik lebih lama dari rekor dunia yang juga rekor Olimpiade yang juga dipegang Florence Grifith Joyner.

Thompson-Herah mengukuhkan statusnya sebagai ratu sprint tak tergoyahkan dengan menjadi wanita pertama yang memenangkan dua emas 100 dan 200m putri Olimpiade dua kali berturut-turut.

"Ya tuhan sungguh hebat yang saya alami hari ini. Bahwa saya bisa menuntaskan emas ganda lagi. Saya tak percaya ini," ujarnya.

Baca Juga: Empat Keistimewaan Bulan Muharram, Penanda Tahun Baru Islam

3. Emma McKeon samai rekor medali Olimpiade terbanyak yang diraih atlet putri

Pada Olimpiade Helsinki 1952, Mariya Gorokhovskaya dari bekas Uni Soviet menorehkan rekor dengan memenangkan tujuh medali dalam kompetisi senam artistik (termasuk emas beregu dan semua alat).

Perolehan medali Gorokhovskaya adalah yang terbanyak yang bisa diraih seorang atlet putri sepanjang sejarah Olimpiade, bertahan sampai hari ini, hampir 60 tahun kemudian.

Kini, Gorokhovskaya tidak lagi sendirian di buku rekor itu.

Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar Hari Ini 9 Agustus 2021, Awal Pekan, Rupiah Langsung Ngegas 

Emma McKeon menggenggam Olimpiade untuk dikenang di Tokyo setelah meraih medali emas gaya bebas 50m seraya mencetak rekor Olimpiade baru, gaya bebas 100m, estafet gaya bebas 4x100m, dan estafet gaya ganti 4x100m untuk melengkapi tiga medali perunggu yang diraihnya dari nomor 100m gaya kupu-kupu, estafet 4x200m gaya bebas, dan estafet 4x100m gaya campuran.

Dalam perjalanan mencatat sejarah itu, McKeon menjadi atlet Olimpiade paling sukses di Australia dan membuat sejarah baru dengan menjadi perenang putri pertama yang memenangkan tujuh medali dalam satu Olimpiade bersama dengan Michael Phelps, Mark Spitz dan Matt Biondi yang meraih tujuh atau lebih medali.

Tidak itu saja McKeon juga dengan demikian menjadi atlet yang paling banyak mendapat medali dalam Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: UPDATE Sebaran Covid-19 Global Hari Senin 9 Agustus 2021: Kasus Baru di Iran Melonjak

4. Allyson Felix menjadi atlet atletik AS yang paling banyak mendapatkan medali

Allyson Felix yang menobatkan diri sebagai atlet atletik AS yang paling banyak mendapatkan medali Olimpiade.

Felix memenangkan medali pertamanya saat berusia 18 tahun pada Olimpiade Athena 2004, memenangkan perak 200 meter 17 tahun kemudian, Felix kembali ke lintasan di Jepang untuk menyabet medali kesepuluh (perunggu lari 400m) dan kesebelas (estafet 4x400m) sehingga melewati pencapaian legenda Carl Lewis sebagai atlet Amerika dengan medali atletik Olimpiade paling banyak.

Baca Juga: Sinopsis Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini, Mengungkap Rahasia dan Trauma Besar Keluarga Awan

5. Naomi Osaka menyalakan kaldron Olimpiade

Superstar tenis dan pahlawan olahraga Jepang Naomi Osaka yang dipuja puji karena telah membuat perjuangan kesehatan mental menjadi tidak lagi tabu dibicarakan.

Naomi Osaka menerima nyala api Olimpiade dan menyalakan kaldron Olimpiade adalah momen bersejarah.

Ini adalah perlambang dari ketangguhan jiwa manusia dalam menghadapi kesulitan.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah