Demonstrasi di Kuba saat ini tercatat sebagai gelombang protes terbesar dalam sejarah negara komunis itu.
Biden, yang menjadikan promosi nilai-nilai demokrasi sebagai prioritas utama, mengatakan AS sedang mencari cara untuk membantu rakyat Kuba menghindari pembatasan internet yang diberlakukan oleh pemerintah.
Pemerintah Kuba pada Rabu dilaporkan telah mengurangi gangguan pada akses internet, tetapi akses ke media sosial dan aplikasi perpesanan seperti Facebook, WhatsApp dan Twitter masih diblokir.
Padahal, media sosial merupakan satu-satunya cara bagi sebagian besar warga Kuba untuk saling memberi kabar satu sama lain.
Selain itu, pemerintah Kuba juga mengecam kampanye media sosial tagar #SOSCuba yang digelorakan oleh keturunan Kuba-Amerika yang anti-komunis di Florida.
Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel menggambarkan kampanye tersebut sebagai terorisme media.
“Media sosial benar-benar agresif, menyerukan pembunuhan, menyerukan hukuman mati tanpa pengadilan, untuk serangan terhadap orang-orang dan khususnya mereka yang diidentifikasi sebagai revolusioner,” kata Diaz-Canel.
Menurut aktivis, satu orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya, termasuk jurnalis independen dan demonstran, telah ditangkap setelah protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kuba, dengan beberapa masih ditahan.***