Presiden AS Joe Biden Sebut Kuba 'Failed Nation', Ini Penyebabnya

- 16 Juli 2021, 14:20 WIB
Ribuan warga Kuba melakukan protes atau demonstrasi menentang pemerintahan.
Ribuan warga Kuba melakukan protes atau demonstrasi menentang pemerintahan. /STRINGER/REUTERS

 

ZONABANTEN.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Kuba sebagai failed nation atau negara gagal karena saat ini tengah mengalami krisis akibat gelombang protes rakyat terhadap pemerintahan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Biden pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel di Gedung Putih pada Kamis, 15 Juli 2021.

Para pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di Kuba sejak Minggu yang dipicu oleh kemarahan akibat kelangkaan barang-barang pokok, pemadaman listrik dan internet, pembatasan kebebasan sipil, dan penanganan pemerintah terhadap lonjakan infeksi COVID-19.

Kesulitan diperburuk oleh embargo perdagangan AS yang telah berlangsung selama beberapa dekade yang sedang ditinjau oleh pemerintahan Biden.

“Sayangnya Kuba adalah negara yang gagal dan menindas warganya,” kata Biden dikutip ZONABANTEN.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: AS Akan Beri Sanksi Pejabat Tiongkok Soal Hong Kong dan Peringatkan Industri Bisnis

Di tengah seruan dari Partai Republik dan rekan Demokrat untuk memulihkan layanan internet ke Kuba, Biden mengatakan pemerintahannya sedang menyelidikinya.

“Mereka telah memutuskan akses ke internet. Kami sedang mempertimbangkan apakah kami memiliki kemampuan teknologi untuk memulihkan akses itu," kata Biden.

Demonstrasi di Kuba saat ini tercatat sebagai gelombang protes terbesar dalam sejarah negara komunis itu.

Biden, yang menjadikan promosi nilai-nilai demokrasi sebagai prioritas utama, mengatakan AS sedang mencari cara untuk membantu rakyat Kuba menghindari pembatasan internet yang diberlakukan oleh pemerintah.

Pemerintah Kuba pada Rabu dilaporkan telah mengurangi gangguan pada akses internet, tetapi akses ke media sosial dan aplikasi perpesanan seperti Facebook, WhatsApp dan Twitter masih diblokir.

Padahal, media sosial merupakan satu-satunya cara bagi sebagian besar warga Kuba untuk saling memberi kabar satu sama lain.

Baca Juga: Update Sebaran Virus Corona Global, Hari Jumat 16 Juli 2021: Kasus Aktif Indonesia Geser Rusia dan India

Selain itu, pemerintah Kuba juga mengecam kampanye media sosial tagar #SOSCuba yang digelorakan oleh keturunan Kuba-Amerika yang anti-komunis di Florida.

Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel menggambarkan kampanye tersebut sebagai terorisme media.

“Media sosial benar-benar agresif, menyerukan pembunuhan, menyerukan hukuman mati tanpa pengadilan, untuk serangan terhadap orang-orang dan khususnya mereka yang diidentifikasi sebagai revolusioner,” kata Diaz-Canel.

Menurut aktivis, satu orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya, termasuk jurnalis independen dan demonstran, telah ditangkap setelah protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kuba, dengan beberapa masih ditahan.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah