Menurut kepercayaan ini, beberapa penyihir dikatakan bisa meratakan kutukan dengan tatapan jahat, sementara penerima akan menderita luka atau nasib sial.
Para arkeolog menemukan jimat berbahan dasar perunggu ini, yang panjangnya sekitar 8 cm dan lebar sekir 4 cm, di dekat situs sinagoga Yahudi kuno di Arbel, di sebelah barat Laut Galilea.
Lokasi dan prasasti menunjukkan jimat itu mungkin telah dipakai oleh seseorang yang beragama Yahudi, terlepas dari asal-usul agamanya, kata Eitan Klein, seorang arkeolog dari IAA.
Baca Juga: Ombudsman : Ditemukan Masalah Pendaftaran Daring Pertama PPDB DKI
"Meskipun para sarjana umumnya mengidentifikasi pemakai jimat seperti itu sebagai orang Kristen atau gnostik, fakta bahwa jimat itu ditemukan di dalam pemukiman Yahudi yang berisi sinagoge pada abad kelima dan keenam Masehi dapat menunjukkan bahwa bahkan orang Yahudi pada masa itu memakai jimat dari jenis ini untuk perlindungan terhadap mata jahat dan iblis," kata Klein dalam pernyataannya.***(Nur Annisa/PR Pangandaran)